Mantan Karyawan Sritex Berebut Tukarkan Saldo Koperasi dengan Barang Kebutuhan Pokok
Mantan Karyawan Sritex Berebut Tukarkan Saldo Koperasi dengan Barang Kebutuhan Pokok
Ratusan mantan karyawan PT. Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) menyerbu Toko Koperasi Karyawan Sri Makmur di Sukoharjo, Jawa Tengah, pada Selasa (4/3/2025). Mereka antusias menukarkan saldo iuran koperasi mereka yang telah lama terkumpul dengan berbagai barang kebutuhan pokok rumah tangga. Keputusan ini diambil menyusul putusan pailit terhadap Sritex pada 28 Februari 2025, yang menyebabkan ratusan karyawan kehilangan pekerjaan dan akses terhadap dana tabungan koperasi mereka.
Salah satu mantan karyawan, Galuh Febriastuti (30), yang bertugas di Departemen Quality Assurance (QA) selama tujuh tahun, mengungkapkan ia memiliki saldo koperasi sekitar Rp 700.000. "Iurannya berbeda-beda setiap tahun," jelas Galuh. "Tahun lalu sekitar Rp 10.000." Namun, berdasarkan kebijakan koperasi pasca-pailit, penukaran saldo hanya dibatasi maksimal Rp 400.000 per orang. Sisa saldo akan ditransfer setelah proses lelang aset perusahaan selesai. Keputusan untuk menukarkan sebagian saldonya dengan barang kebutuhan rumah tangga diambil Galuh karena ketidakpastian kapan sisa saldo akan dibayarkan. "Lebih baik diambil sebagian dulu untuk kebutuhan mendesak," ujarnya. "Sabun dan sembako di rumah sudah habis." Kondisi serupa dialami oleh ratusan mantan karyawan lainnya yang turut mengantre untuk mendapatkan barang-barang kebutuhan pokok dari koperasi.
Kebijakan Penukaran Saldo dan Kondisi Toko Koperasi
Kepala Toko Sri Makmur, Roni, menjelaskan bahwa kebijakan penukaran saldo dengan barang telah diterapkan sejak Jumat (28/2/2025) sore, segera setelah pengumuman PHK massal akibat pailitnya Sritex. "Sejak Jumat sore sudah banyak yang datang untuk menukarkan saldo mereka," kata Roni. Akibatnya, stok barang di toko koperasi kini nyaris habis. "Hampir semua barang sudah diambil. Tinggal barang yang dipajang saja," tambahnya. Situasi ini menggambarkan kepanikan dan kesulitan yang dialami para mantan karyawan Sritex dalam menghadapi situasi yang tidak terduga ini. Mereka terpaksa harus mengandalkan penukaran saldo koperasi dengan barang-barang kebutuhan pokok untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Dampak Pailit Sritex Terhadap Karyawan
Pailitnya Sritex bukan hanya mengakibatkan pemutusan hubungan kerja massal, tetapi juga menimbulkan dampak signifikan bagi kehidupan para karyawannya. Kehilangan penghasilan tetap dan ketidakpastian pembayaran sisa saldo koperasi menimbulkan kekhawatiran dan kesulitan ekonomi bagi mereka. Proses penukaran saldo dengan barang-barang kebutuhan pokok, meskipun memberikan sedikit bantuan, tidak sepenuhnya menyelesaikan masalah keuangan yang dihadapi para mantan karyawan. Peristiwa ini menyoroti pentingnya perlindungan dan jaminan sosial bagi para pekerja dalam menghadapi situasi krisis perusahaan.
Daftar Barang yang Ditawarkan (Berdasarkan Informasi Terbatas):
- Sembako
- Sabun
- Barang kebutuhan rumah tangga lainnya
Ke depan, diperlukan mekanisme yang lebih terencana dan transparan dalam menangani aset dan hak-hak karyawan perusahaan yang mengalami pailit, agar kejadian serupa tidak terulang dan dampaknya dapat diminimalisir.