PKS Tanggapi Penggunaan Warna Oranye oleh Ormas Gerakan Rakyat: Hak Warga Negara dan Filosofi Warna

PKS Tanggapi Penggunaan Warna Oranye oleh Ormas Gerakan Rakyat: Hak Warga Negara dan Filosofi Warna

Wakil Ketua Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Hidayat Nur Wahid (HNW), memberikan tanggapan resmi terkait penggunaan warna oranye oleh organisasi masyarakat (ormas) Gerakan Rakyat, yang dinilai mirip dengan warna partai besutannya. HNW menegaskan tidak keberatan dengan hal tersebut. Pernyataan ini disampaikan HNW di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (4/3/2025).

"Tidak ada keberatan dari pihak kami," ujar HNW. Ia menambahkan bahwa setiap kelompok memiliki hak untuk memilih warna identitasnya, dan tidak ada aturan yang melarang penggunaan warna tertentu. HNW menekankan bahwa penggunaan warna oranye oleh PKS memiliki filosofi dan makna tersendiri, yang telah lama melekat dan dikaitkan dengan identitas partai. "Sebelumnya kami juga menggunakan warna putih, dan banyak pihak lain yang juga menggunakan warna putih," tambahnya. HNW menjelaskan bahwa penggunaan warna oranye oleh PKS bukan merupakan hal yang unik dan eksklusif. Baginya, lebih penting untuk melihat substansi dan tujuan dari suatu organisasi daripada sekadar warna lambangnya.

Lebih lanjut, HNW menilai berdirinya Gerakan Rakyat sebagai bentuk aktualisasi hak warga negara Indonesia untuk berserikat dan berkumpul, sebagaimana dijamin oleh konstitusi. Ia juga menanggapi keterlibatan Anies Baswedan dalam ormas tersebut. HNW menyatakan bahwa keterlibatan Anies, baik dalam ormas maupun partai politik, merupakan hak konstitusional setiap warga negara. "Baik itu melalui ormas maupun partai politik, itu adalah hak setiap warga negara, termasuk Pak Anies. Keberhasilan mengelola organisasi kemasyarakatan seperti ini akan menjadi bukti nyata dari kemampuan kepemimpinan," kata HNW.

Gerakan Rakyat sendiri dideklarasikan pada Kamis (27/2/2025) di Jakarta Selatan. Kehadiran Anies Baswedan dalam deklarasi tersebut memicu spekulasi mengenai kemungkinan ormas ini menjadi kendaraan politik baru Anies untuk Pilpres 2029. Namun, Ketua Umum Gerakan Rakyat, Sahrin Hamid, yang juga merupakan juru bicara Anies, menegaskan bahwa Gerakan Rakyat adalah ormas terbuka yang menerima siapa pun, termasuk anggota partai politik, meski berawal dari kumpulan relawan Anies Baswedan pada Pilpres 2024.

Sahrin Hamid menjelaskan bahwa ide pembentukan Gerakan Rakyat sudah muncul sejak tahun 2023. Ia menekankan bahwa keanggotaan Gerakan Rakyat terbuka bagi seluruh warga negara Indonesia. "Keanggotaan hanya membutuhkan satu syarat, yaitu warga negara Indonesia," tegas Sahrin. Meskipun Anies Baswedan menjadi tokoh inspiratif bagi Gerakan Rakyat, Sahrin tidak menyebutkan secara spesifik peran dan jabatan Anies di dalam organisasi tersebut. Ia hanya menyebut Anies sebagai tokoh inspirasi, panutan, dan penggagas gerakan perubahan. "Pak Anies adalah tokoh panutan, tokoh inspirasi, dan kita tahu bahwa semangat perubahan simbolnya adalah Pak Anies," jelas Sahrin.

Secara keseluruhan, tanggapan PKS terhadap penggunaan warna oranye oleh Gerakan Rakyat menekankan pada penghormatan terhadap hak warga negara untuk berekspresi dan berserikat, serta mengutamakan substansi kegiatan organisasi di atas simbol-simbol semata. PKS juga menegaskan bahwa filosofi warna yang digunakan partai memiliki makna tersendiri dan tidak terkait dengan klaim kepemilikan eksklusif atas warna tersebut.