Pengemudi Ojol Senior di Lebak Usul Prioritas THR Berbasis Senioritas

Pengemudi Ojol Senior di Lebak Usul Prioritas THR Berbasis Senioritas

Para pengemudi ojek online (ojol) di Kabupaten Lebak, Banten, menyuarakan aspirasi terkait penyaluran Tunjangan Hari Raya (THR) 2025. Mereka mengusulkan agar aplikator mempertimbangkan masa kerja sebagai faktor penentu besaran THR, bukan hanya rata-rata pendapatan tahunan. Hal ini disampaikan menyusul rencana pemerintah memberikan THR sebesar 20 persen dari rata-rata pendapatan tahunan bagi para pekerja, termasuk pengemudi ojol.

Teguh (39), seorang koordinator ojol di wilayah Rangkasbitung, Lebak, mengungkapkan kekhawatirannya bahwa skema THR berbasis pendapatan semata dapat merugikan pengemudi di daerah. Ia menjelaskan bahwa jumlah penumpang dan pendapatan harian di daerah jauh lebih rendah dibandingkan di kota-kota besar. "Jumlah penumpang sekarang cenderung menurun, rata-rata sehari dapat Rp 100.000, itu pun tidak tentu," ungkap Teguh yang telah enam tahun menjadi pengemudi ojol. Ia menekankan pentingnya mempertimbangkan masa bakti sebagai mitra, agar pengemudi senior yang telah lama berkontribusi mendapatkan apresiasi yang lebih sepadan.

Senada dengan Teguh, Doni (42), seorang pengemudi ojol lainnya, juga berharap agar aplikator memberikan perhatian khusus kepada mitra yang telah lama bekerja. Doni menyinggung minimnya insentif dan bonus yang diterima para pengemudi dalam beberapa tahun terakhir, terutama sejak sebelum pandemi. "Bukan berarti tidak adil kepada mitra baru," jelas Doni, "tetapi kami ingin diperhatikan oleh aplikator, mereka mungkin tidak menyadari betapa sulitnya kami mencari penumpang saat ini."

Kedua pengemudi tersebut mewakili suara banyak pengemudi ojol di Lebak yang merasa perlu adanya sistem yang lebih adil dalam penyaluran THR. Mereka berpendapat bahwa masa kerja yang panjang mencerminkan dedikasi dan kontribusi mereka kepada platform ojol. Dengan mempertimbangkan masa kerja, diharapkan skema THR 20 persen dari rata-rata pendapatan dapat lebih bermakna dan memberikan keadilan bagi para pengemudi yang telah lama mengabdi, terutama di daerah dengan tingkat pendapatan yang lebih rendah. Mereka berharap agar aplikator dapat merespon aspirasi ini dan membuat kebijakan yang lebih inklusif dan memperhatikan kesejahteraan seluruh mitranya, baik yang senior maupun yang baru bergabung.

Mereka berharap agar usulan ini menjadi pertimbangan bagi pemerintah dan aplikator ojol dalam menentukan mekanisme penyaluran THR 2025. Dengan demikian, THR dapat benar-benar menjadi bentuk apresiasi yang adil dan merata bagi seluruh pengemudi ojol, tanpa membedakan lokasi dan masa kerja.

*Poin-poin penting yang disampaikan para pengemudi ojol: * Rendahnya pendapatan harian di daerah dibandingkan kota besar. * Minimnya bonus dan insentif dalam beberapa tahun terakhir. * Usulan agar masa kerja menjadi faktor penentu besaran THR. * Harapan agar aplikator memperhatikan kesejahteraan pengemudi senior.