Efektivitas Sodetan Otista Dipertanyakan, Banjir Kembali Rendam Kebon Pala
Efektivitas Sodetan Otista Dipertanyakan, Banjir Kembali Rendam Kebon Pala
Banjir kembali melanda kawasan Kebon Pala, Jakarta Timur, menimbulkan pertanyaan besar mengenai efektivitas proyek sodetan Jalan Otista yang telah rampung dibangun. Warga setempat, Wahyu (45), menyoroti fenomena banjir yang masih terjadi meskipun sodetan tersebut telah beroperasi. Ketinggian air yang mencapai dua hingga tiga meter di berbagai titik, bergantung pada kontur tanah, mengakibatkan warga di dataran rendah terendam hingga dua meter, sementara warga di dataran tinggi menghadapi genangan hingga tiga meter. Kondisi ini memicu keraguan warga akan fungsi saluran air alternatif yang diharapkan dapat mengalirkan air hujan ke Banjir Kanal Timur (BKT).
"Saya bingung, sodetan di Otista ini fungsinya apa? Katanya sudah jadi, tapi banjirnya masih tinggi juga," ungkap Wahyu, saat ditemui di lokasi bencana, Selasa (4/3/2025). Ia menambahkan bahwa volume air hujan kali ini bahkan lebih besar dibanding hari-hari sebelumnya, menandakan sodetan belum mampu mengatasi debit air yang signifikan. Harapannya, sodetan mampu mengalirkan air ke BKT yang memiliki kapasitas lebih besar, sehingga mengurangi beban genangan di kawasan Kebon Pala. Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan hal sebaliknya. Kejadian ini menimbulkan kecemasan dan pertanyaan mendalam mengenai perencanaan dan pelaksanaan proyek sodetan itu sendiri. Apakah ada perhitungan yang keliru dalam desain atau implementasinya? Atau adakah faktor lain yang menyebabkan sodetan kurang efektif dalam mengatasi banjir?
Situasi darurat ini tidak hanya menimbulkan kerugian materiil bagi warga, tetapi juga menimbulkan keprihatinan akan keselamatan dan keamanan mereka. Pemerintah setempat, melalui Kelurahan Kebon Pala, telah memberikan bantuan berupa nasi kotak untuk meringankan beban warga yang terdampak. Bantuan juga datang dari petugas kepolisian, Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Timur, dan BPBD Jakarta yang terlihat aktif mengevakuasi warga dan membantu mengganti barang-barang yang terendam. Namun, tindakan penanggulangan bencana tersebut bersifat sementara dan tidak menjawab permasalahan utama, yaitu kurang efektifnya sodetan Otista dalam mengendalikan banjir.
Kejadian ini menjadi sorotan penting bagi pemerintah untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap proyek sodetan dan sistem drainase di Jakarta Timur. Pertanyaan mengenai kualitas pembangunan, perencanaan yang kurang matang, atau bahkan kesalahan dalam pengelolaan sistem drainase perlu dikaji secara mendalam. Tidak hanya fokus pada solusi jangka pendek, tetapi pemerintah perlu merumuskan strategi jangka panjang untuk mengatasi masalah banjir yang berulang di wilayah tersebut. Hal ini penting untuk mencegah kerugian dan penderitaan yang lebih besar di masa depan. Transparansi dan akuntabilitas dalam penanganan masalah ini juga perlu ditingkatkan agar publik dapat memahami langkah-langkah yang diambil dan memastikan efektivitas solusi yang diberikan.
*Kondisi di lapangan: * Ketinggian banjir bervariasi antara 2-3 meter. * Warga di dataran rendah terendam hingga 2 meter. * Warga di dataran tinggi terendam hingga 3 meter. * Bantuan telah diberikan oleh Kelurahan, Kepolisian, SDA Jakarta Timur, dan BPBD Jakarta. * Penyelidikan lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui penyebab kegagalan sodetan dalam mengendalikan banjir.