SDN 89 Bengkulu: Grafik Banjir di Dinding Sekolah, Cerminan Perjuangan di Tengah Bencana Berulang

SDN 89 Bengkulu: Grafik Banjir di Dinding Sekolah, Cerminan Perjuangan di Tengah Bencana Berulang

Air bah yang baru saja surut di halaman Sekolah Dasar Negeri (SDN) 89 Kota Bengkulu, Kelurahan Bentiring, Kecamatan Muarabangkahulu pada Jumat, 14 Maret 2025, kembali menjadi pengingat akan permasalahan yang terus berulang. Hujan deras di hulu Sungai Bengkulu mengakibatkan banjir kiriman yang menggenangi area sekolah. Ratmi Maya, salah satu guru SDN 89, bahkan harus melakukan pengecekan kondisi sekolah di malam hari untuk memastikan genangan air tidak merambat ke ruang kelas dan ruang guru. Kecemasan akan dampak banjir yang lebih parah menjadi beban tersendiri bagi para pengajar. "Semalam saya sempat ke sekolah untuk cek kondisi air. Saya takut banjir kiriman dari hulu Sungai Bengkulu akan masuk ke ruang kelas dan kantor guru," ujarnya, menggambarkan kekhawatiran yang dirasakan banyak guru di SDN 89.

Kepala Sekolah SDN 89, Juraidah, menjelaskan bahwa sekolahnya telah berulang kali terendam banjir sejak tahun 2017. Sebagai bentuk visualisasi dan pengingat akan permasalahan ini, pihak sekolah secara inovatif membuat grafik banjir di dinding sekolah. Grafik tersebut mencatat secara detail tanggal, tahun, dan ketinggian air yang pernah merendam sekolah. Data yang tertuang dalam grafik tersebut memperlihatkan kronologi banjir yang terjadi sejak tahun 2017 hingga 2023, dengan hanya tahun 2020 dan 2024 yang terbebas dari bencana alam ini. Grafik tersebut menunjukkan rata-rata ketinggian air mencapai 1,5 meter setiap tahunnya, dengan puncaknya pada tahun 2019 yang mencatatkan ketinggian air hingga empat meter. Banjir pada tahun 2019 tersebut mengakibatkan terhentinya kegiatan belajar mengajar karena air hampir mencapai atap sekolah. "Tahun 2019 merupakan banjir terparah, menyisakan hanya atap sekolah," kenang Juraidah, menggambarkan keparahan bencana yang dialami sekolah tersebut.

Penyebab utama banjir di SDN 89 adalah curah hujan yang tinggi di hulu Sungai Bengkulu, Kabupaten Bengkulu Tengah. "Kalau hujan deras di hulu, bisa dipastikan kami di Kota Bengkulu ini pasti akan kebanjiran," tegas Juraidah. Situasi ini diperparah oleh pasang air laut di hilir sungai yang menghambat drainase dan menyebabkan genangan air di wilayah sekolah. Kondisi ini menciptakan siklus banjir yang sulit diatasi. "Jadi jika hujan deras di hulu dan air pasang di hilir, banjir kiriman akan tergenang di Kota Bengkulu," tambahnya menjelaskan mekanisme terjadinya banjir di wilayah tersebut.

Dampak dari banjir yang berulang-ulang tersebut tidak hanya merusak fasilitas sekolah, namun juga berimbas pada sisi psikologis para guru dan berkurangnya minat masyarakat untuk menyekolahkan anak mereka di SDN 89. Para guru harus berjuang keras mengevakuasi buku, perlengkapan belajar, dan peralatan elektronik saat banjir terjadi. Bahkan saat ujian, mereka harus memindahkan kegiatan belajar mengajar ke Taman Kanak-Kanak (TK) terdekat yang berada di lokasi lebih tinggi. Kecemasan akan datangnya banjir juga menghantui mereka hingga di luar jam sekolah. "Tidur juga kadang khawatir, mikir sekolah bisa kebanjiran sewaktu-waktu," ungkap Juraidah. Lebih lanjut, Juraidah juga menyampaikan bahwa jumlah siswa baru mengalami penurunan signifikan, dari biasanya 28 siswa per kelas menjadi hanya 23 siswa, hal ini disebabkan oleh kekhawatiran para orang tua akan keselamatan anak-anak mereka akibat banjir yang berulang. Sebagai solusi jangka panjang, Juraidah mengusulkan pembangunan gedung sekolah dua lantai untuk memastikan kegiatan belajar mengajar tetap berjalan meskipun banjir terjadi. "Kalau pemerintah memiliki anggaran cukup, maka sekolah bisa dibuat dua tingkat sehingga saat banjir, kegiatan belajar bisa dipindahkan ke lantai atas," harapnya.

Langkah-langkah yang telah dilakukan dan solusi yang dibutuhkan:

  • Pembuatan grafik data banjir di dinding sekolah sebagai pengingat dan dokumentasi.
  • Evakuasi buku, perlengkapan, dan peralatan elektronik saat banjir.
  • Pemindahan lokasi ujian ke TK yang lebih tinggi.
  • Usulan pembangunan gedung sekolah dua lantai.