Kelelahan, Bukan Nasi, Penyebab Utama Mengantuk saat Berpuasa

Kelelahan, Bukan Nasi, Penyebab Utama Mengantuk saat Berpuasa

Ramadan tiba, dan bersamaan dengan itu, banyak umat muslim yang merasakan peningkatan rasa kantuk selama berpuasa. Kondisi ini seringkali mengganggu produktivitas dan aktivitas harian, baik di tempat kerja maupun di sekolah. Mitos yang berkembang luas kerap mengaitkan konsumsi nasi saat sahur sebagai biang keladi rasa mengantuk ini, sehingga banyak yang menghindari nasi sebagai sumber karbohidrat utama. Namun, penelitian dan pendapat ahli kesehatan menunjukkan fakta yang berbeda.

Dokter spesialis gizi klinik, dr. Gaga Irawan Nugraha, SpGK, menegaskan bahwa kurangnya waktu istirahat dan kelelahan, bukan nasi, merupakan faktor utama penyebab mengantuk saat berpuasa. Kurang tidur yang signifikan akibat perubahan jadwal aktivitas selama Ramadan menjadi pemicu utama penurunan energi dan peningkatan rasa kantuk. Kebutuhan untuk bangun dini hari untuk sahur dan salat Subuh, diikuti aktivitas harian yang padat, menyebabkan waktu tidur menjadi berkurang, sehingga tubuh mengalami defisit istirahat yang cukup.

"Orang yang ngantuk itu bukan karena kebanyakan makan nasi, tapi dia nggak bugar aja dan tidurnya terlalu larut," jelas dr. Gaga dalam keterangannya. Jadwal tidur yang terganggu ini khususnya terasa bagi ibu rumah tangga yang seringkali bangun lebih awal untuk mempersiapkan sahur, sehingga mereka cenderung mengalami kekurangan waktu istirahat yang signifikan.

Strategi Mengatasi Rasa Kantuk Selama Puasa

Untuk mengatasi rasa kantuk yang mengganggu selama bulan Ramadan, pengaturan waktu tidur menjadi kunci utama. Menciptakan kebiasaan tidur yang lebih awal dan cukup di malam hari akan membantu mengembalikan energi dan meningkatkan konsentrasi di siang hari. Prioritaskan tidur berkualitas 7-8 jam per hari, meskipun tantangannya cukup besar selama Ramadan. Berikut beberapa tips untuk membantu tetap bugar selama berpuasa:

  • Manajemen Tidur yang Efektif: Atur jadwal tidur malam agar mendapatkan istirahat yang cukup. Usahakan tidur lebih awal dan konsisten untuk menjaga ritme sirkadian tubuh.
  • Olahraga Ringan dan Teratur: Olahraga ringan seperti jalan kaki, bersepeda, atau senam ringan selama 20-30 menit setelah berbuka puasa dapat meningkatkan energi dan metabolisme tanpa menyebabkan dehidrasi.
  • Asupan Gizi Seimbang: Konsumsi makanan bergizi seimbang saat sahur dengan mengkombinasikan karbohidrat kompleks (seperti roti gandum atau nasi merah), protein (telur, kacang-kacangan), lemak sehat (alpukat), buah, dan sayur. Hindari makanan yang tinggi garam dan lemak jenuh.
  • Hidrasi yang Cukup: Pastikan asupan cairan yang cukup, terutama air putih, baik saat sahur maupun berbuka puasa. Hindari minuman manis bergula yang dapat menyebabkan lonjakan gula darah dan kelelahan.
  • Pengaturan Suhu Ruangan: Atur suhu ruangan agar tetap sejuk, terutama di siang hari. Mandi pagi dan sore hari juga dapat membantu menyegarkan tubuh.

Kesimpulannya, mengatasi rasa kantuk selama puasa bukanlah tentang menghindari nasi, melainkan tentang mengutamakan istirahat dan menerapkan gaya hidup sehat yang terencana. Dengan pengaturan waktu tidur yang bijak, pola makan bergizi seimbang, dan olahraga teratur, umat muslim dapat menjalankan ibadah puasa dengan lebih bersemangat dan produktif.