Wabah Kolera di Ethiopia dan Sudan Selatan Tewaskan 31 Jiwa, Ribuan Lainnya Terancam

Wabah Kolera Mematikan di Tanduk Afrika: Ethiopia dan Sudan Selatan Terdampak

Sejumlah 31 nyawa telah melayang akibat wabah kolera yang melanda wilayah Gambella, Ethiopia, sepanjang bulan lalu. Angka ini merupakan bagian dari lebih dari 1.500 kasus kolera yang dilaporkan Doctors Without Borders (MSF) di wilayah tersebut. MSF menggambarkan penyebaran wabah ini sebagai "sangat cepat", dan situasi semakin diperparah oleh arus pengungsi yang melarikan diri dari konflik bersenjata di negara tetangga, Sudan Selatan. Krisis kemanusiaan ini menuntut respon cepat dan terkoordinasi dari berbagai pihak untuk mencegah jatuhnya korban jiwa lebih banyak.

Situasi di Ethiopia semakin memprihatinkan mengingat negara ini merupakan negara terpadat kedua di Afrika dengan populasi sekitar 120 juta jiwa. Beberapa wilayah, termasuk Amhara – wilayah terbesar kedua di negara tersebut – tengah berjuang melawan wabah kolera yang meluas. Penyebaran penyakit ini dipicu oleh bakteri Vibrio cholerae yang terkontaminasi dalam makanan dan air minum. Gejala kolera yang menyerang saluran pencernaan ini bisa berakibat fatal jika tidak ditangani dengan segera dan tepat. Ketiadaan akses terhadap air bersih dan sanitasi yang memadai semakin memperburuk penyebaran penyakit mematikan ini.

Di sisi lain perbatasan, Sudan Selatan juga menghadapi situasi yang sama mengkhawatirkan. Di wilayah Akobo, Hulu Nil, MSF mencatat lebih dari 1.300 kasus kolera dalam empat minggu terakhir. Konflik antara pemerintah Sudan Selatan dan kelompok-kelompok bersenjata yang mengakibatkan pengungsian massal telah memperparah situasi. Ribuan warga kehilangan akses ke layanan kesehatan dasar, air bersih, dan sanitasi, menciptakan lingkungan yang ideal bagi penyebaran penyakit menular seperti kolera.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyoroti peningkatan angka kematian akibat kolera secara global. Pada tahun 2023, sekitar 4.000 jiwa melayang akibat penyakit yang dapat dicegah dan diobati dengan mudah ini, menunjukkan peningkatan 71 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Mayoritas kasus terkonsentrasi di kawasan Afrika. Data ini menggarisbawahi pentingnya upaya pencegahan dan penanganan wabah kolera secara efektif, serta akses universal terhadap layanan kesehatan dasar.

Krisis kemanusiaan di Ethiopia dan Sudan Selatan ini menuntut perhatian dan tindakan segera dari komunitas internasional. Kolaborasi yang kuat antara pemerintah, LSM internasional, dan organisasi kesehatan global sangat penting untuk memastikan penyediaan bantuan kemanusiaan yang efektif, termasuk akses terhadap air bersih, sanitasi, dan perawatan medis yang memadai. Upaya preventif, seperti edukasi kesehatan masyarakat mengenai pencegahan dan penularan kolera, juga menjadi kunci dalam menekan angka kematian dan mencegah meluasnya wabah ini.

Langkah-langkah yang Diperlukan:

  • Peningkatan akses terhadap air bersih dan sanitasi di daerah terdampak.
  • Penyediaan perawatan medis yang memadai bagi pasien kolera.
  • Kampanye edukasi kesehatan masyarakat tentang pencegahan dan penularan kolera.
  • Dukungan logistik dan finansial kepada lembaga-lembaga kemanusiaan yang beroperasi di daerah terdampak.
  • Kolaborasi internasional untuk mengatasi konflik bersenjata yang memperparah situasi kemanusiaan.