Upacara Melasti di Pantai Ngobaran: Ribuan Umat Hindu di Gunungkidul Sucikan Diri Jelang Nyepi
Upacara Melasti di Pantai Ngobaran: Ribuan Umat Hindu di Gunungkidul Sucikan Diri Jelang Nyepi
Pantai Ngobaran, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menjadi saksi bisu rangkaian sakral perayaan Hari Raya Nyepi tahun ini. Jumat, 14 Maret 2025, ribuan umat Hindu dari berbagai penjuru Kabupaten Gunungkidul berkumpul di Pura Segara Wukir untuk melaksanakan upacara Melasti. Lebih dari 1.400 umat, menurut keterangan Ketua Panitia Hari Raya Nyepi Kabupaten Gunungkidul, Purwanto, mengikuti prosesi penyucian diri dan alam ini yang menjadi bagian penting dalam menyambut hari raya keagamaan tersebut.
Purwanto lebih lanjut menjelaskan pentingnya Pura Segara Wukir dalam konteks keagamaan di Yogyakarta. Ia menyebut pura tersebut sebagai salah satu destinasi utama bagi umat Hindu di Yogyakarta, sejajar dengan tempat-tempat suci lainnya seperti di Prambanan dan Bantul. Upacara Melasti di Pantai Ngobaran bukan hanya sekadar ritual keagamaan, melainkan juga manifestasi spiritual yang mendalam bagi umat Hindu dalam mempersiapkan diri memasuki masa Nyepi.
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat (Dirjen Bimas) Hindu Kementerian Agama, Trimo, memberikan penjelasan lebih rinci mengenai makna upacara Melasti. Beliau menekankan bahwa upacara ini bertujuan untuk menyucikan alam semesta sebagai simbol persiapan batiniah sebelum umat Hindu menjalani Catur Brata Penyepian. Empat pantangan utama selama Nyepi—amati geni (tidak menyalakan api), amati karya (tidak bekerja), amati lelungan (tidak bepergian), dan amati lelanguan (tidak mencari hiburan)—merupakan inti dari perayaan Nyepi, sebagai introspeksi diri dan penyucian jiwa.
Tema Nyepi tahun ini, “Tri Kerukunan Umat Beragama”, turut diangkat dalam konteks upacara Melasti. Trimo menyatakan harapannya agar prosesi penyucian alam ini dapat memperkuat harmoni dan toleransi antarumat beragama, baik di antara umat Hindu sendiri, maupun dengan pemeluk agama lain serta pemerintah. Hal ini sejalan dengan komitmen untuk hidup berdampingan secara damai dan saling menghargai perbedaan.
Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Agama Daerah Istimewa Yogyakarta, Ahmad Bahiej, turut memberikan pandangannya mengenai makna Melasti. Ia menegaskan bahwa upacara tersebut bukan hanya ritual semata, tetapi juga upaya untuk menjaga keseimbangan hidup manusia dengan alam dan sesama manusia. Melalui penyucian diri dan alam, diharapkan tercipta kedamaian dan kebahagiaan bagi seluruh umat.
Wakil Bupati Gunungkidul, Joko Parwoto, menyatakan harapannya agar semangat Nyepi dan Melasti ini dapat diterjemahkan dalam aksi nyata, khususnya dalam pelestarian lingkungan. Beliau melihat peran aktif umat Hindu dalam menjaga kelestarian alam sebagai kunci peningkatan kualitas hidup masyarakat. Dengan semangat toleransi dan kebersamaan antarumat beragama, perayaan Nyepi diharapkan dapat semakin memperkokoh harmoni sosial di Kabupaten Gunungkidul.
Upacara Melasti di Pantai Ngobaran menjadi bukti nyata perpaduan antara spiritualitas dan pelestarian lingkungan, mencerminkan komitmen umat Hindu untuk menjaga keseimbangan hidup bermasyarakat dan dengan alam semesta. Perayaan ini bukan hanya sebuah ritual keagamaan, tetapi juga pesan damai dan harapan untuk kehidupan yang lebih harmonis.