Banjir Bandang di Manggarai Barat Ancam Ratusan Keluarga dan Produksi Pangan

Banjir Bandang di Manggarai Barat Ancam Ratusan Keluarga dan Produksi Pangan

Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Kamis (13/3/2025) telah mengakibatkan bencana banjir bandang yang melanda sejumlah wilayah. Bencana ini tidak hanya merendam ratusan rumah warga, tetapi juga mengancam produksi pangan daerah melalui kerusakan lahan pertanian padi yang signifikan. Akibatnya, ratusan petani di Manggarai Barat kini menghadapi ancaman gagal panen yang berpotensi menimbulkan krisis pangan lokal.

Berdasarkan keterangan Kepala Desa Golo Sepang, Saverius Banskoan, yang dikonfirmasi pada Jumat (14/3/2025), banjir bandang telah merendam ratusan hektar lahan persawahan. Kondisi padi yang sudah memasuki fase berbunga dan menguning semakin memperparah dampak kerusakan. “Padinya rebah dan terendam air,” ungkap Banskoan, menggambarkan kondisi memprihatinkan di wilayahnya. Ia menambahkan, ancaman gagal panen tahun ini menjadi risiko nyata bagi para petani di Golo Sepang dan sekitarnya, mengingat besarnya luas lahan yang terdampak. Selain sawah, banjir juga telah merendam sekitar 100 rumah warga, menimbulkan kerugian material bagi masyarakat. Lebih lanjut, Banjir juga mengakibatkan beberapa kerugian lain, antara lain hilangnya beberapa ternak kambing dan sampan milik warga yang terseret arus.

Penyebab utama bencana ini adalah meluapnya Kali Terang akibat intensitas hujan yang sangat tinggi. Debit air yang meningkat drastis membuat sungai tidak mampu menampung volume air, sehingga mengakibatkan banjir bandang yang meluas ke pemukiman warga dan persawahan. Pemerintah Desa Golo Sepang saat ini tengah mengumpulkan data dan informasi terkait dampak bencana secara menyeluruh untuk selanjutnya disampaikan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Manggarai Barat sebagai dasar perencanaan bantuan dan penanganan pasca bencana.

Langkah-langkah penanganan darurat masih terus dilakukan oleh pemerintah desa dan masyarakat setempat. Upaya penyelamatan warga dan ternak yang terdampak menjadi prioritas utama. Selain itu, penanganan terhadap lahan pertanian yang terendam juga menjadi fokus perhatian agar dampak gagal panen dapat diminimalisir. Perlu adanya koordinasi yang intensif antara pemerintah desa, pemerintah daerah, dan instansi terkait lainnya untuk memastikan bantuan dan dukungan yang dibutuhkan segera terdistribusi kepada masyarakat yang terdampak.

Bencana banjir bandang ini menjadi pengingat akan pentingnya langkah-langkah mitigasi bencana di wilayah rawan banjir. Peningkatan infrastruktur, sistem peringatan dini, serta edukasi kepada masyarakat tentang kesiapsiagaan bencana sangat dibutuhkan untuk mengurangi risiko kerugian dan korban jiwa di masa mendatang.

Berikut beberapa poin penting yang perlu diperhatikan dalam penanganan pasca bencana ini:

  • Pendataan kerugian: Melakukan pendataan yang akurat dan menyeluruh mengenai kerugian harta benda, lahan pertanian, dan ternak warga yang terdampak.
  • Bantuan kemanusiaan: Memberikan bantuan kemanusiaan berupa makanan, pakaian, obat-obatan, dan tempat tinggal sementara bagi warga yang rumahnya terendam.
  • Perbaikan infrastruktur: Melakukan perbaikan infrastruktur yang rusak akibat banjir, termasuk perbaikan saluran irigasi dan jalan.
  • Bantuan pertanian: Memberikan bantuan pertanian berupa bibit, pupuk, dan peralatan pertanian kepada petani yang lahannya terdampak.
  • Sosialisasi mitigasi bencana: Melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang mitigasi bencana banjir.

Semoga upaya-upaya tersebut dapat membantu meringankan beban masyarakat Manggarai Barat dan memulihkan kondisi wilayah yang terdampak bencana.