Mudik Lebaran 2025: Upaya Pencegahan Kecelakaan dan Optimalisasi Transportasi Publik
Mudik Lebaran 2025: Upaya Pencegahan Kecelakaan dan Optimalisasi Transportasi Publik
Menjelang musim mudik Lebaran 2025, berbagai upaya dilakukan untuk memastikan perjalanan pulang kampung berjalan aman dan lancar. Angka kecelakaan lalu lintas pada Operasi Ketupat 2024 lalu, meskipun mengalami penurunan 8 persen menjadi 3.286 kasus dibandingkan tahun sebelumnya (3.561 kasus), tetap menjadi perhatian serius. Jumlah korban jiwa juga menurun 12 persen, dari 534 jiwa pada 2023 menjadi 469 jiwa di tahun 2024. Namun, penurunan angka ini tidak boleh menjadi alasan untuk mengabaikan pentingnya keselamatan berkendara. Komunitas Jaringan Aksi Keselamatan Jalan (Jarak Aman) dan pakar keselamatan berkendara menekankan pentingnya penerapan prinsip berkendara rendah risiko.
Salah satu faktor utama penyebab kecelakaan adalah kurangnya konsentrasi dan kelelahan pengemudi. Edo Rusyanto, Koordinator Jarak Aman, mengatakan bahwa fokus dan kewaspadaan mutlak diperlukan saat mengemudi untuk meminimalisir risiko kecelakaan. Hal senada disampaikan Jusri Pulubuhu, Founder Jakarta Defensive Driving Center (JDDC), yang menyoroti pentingnya persiapan fisik dan kendaraan sebelum melakukan perjalanan jauh. Beliau juga mengingatkan bahaya berkendara dalam kondisi lelah dan menyarankan pengendara untuk beristirahat setiap 2-3 jam sekali, minimal selama 15-30 menit. Berikut beberapa tips untuk mencegah kelelahan saat berkendara yang diutarakan Jusri Pulubuhu:
- Beristirahat setiap 2-3 jam sekali, minimal 15-30 menit.
- Bergantian mengemudi dengan pengemudi lain.
- Minum air putih yang cukup.
- Hindari konsumsi makanan berat yang dapat menyebabkan kantuk.
Selain aspek keselamatan individu, peningkatan penggunaan transportasi umum juga menjadi fokus utama. Data Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menunjukkan peningkatan signifikan pengguna angkutan umum pada 2024 sebesar 9,84 persen, dengan lonjakan yang paling mencolok terjadi pada moda transportasi jalan (19,51 persen) dan kereta api (13,61 persen). Hal ini dipicu oleh peningkatan kualitas layanan dan tarif yang relatif terjangkau dibandingkan dengan kendaraan pribadi. Direktur Sarana Transportasi Jalan Ditjen Hubdat Kementerian Perhubungan, Amirulloh, memprediksi potensi pergerakan masyarakat selama libur Lebaran 2025 mencapai 52 persen dari total penduduk Indonesia, atau sekitar 146,48 juta jiwa.
Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan telah menyiapkan sejumlah kebijakan untuk mengelola mobilitas selama periode mudik Lebaran 2025. Kebijakan ini meliputi pengaturan layanan transportasi mengacu pada Standar Pelayanan Minimal (SPM) di masing-masing moda dan pemeriksaan kelaikan operasional semua sarana angkutan, termasuk sumber daya manusianya. Kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk media massa, korporasi, dan BUMN seperti Barito Group, BNI, BTN, Toyota, Asuransi Tugu, Sinar Mas Land, Telkomsel, dan Indocement, juga dilakukan untuk mengkampanyekan keselamatan lalu lintas dan menekan angka kecelakaan.
Ketua panitia diskusi “Ayo! Mudik Aman, Nyaman, dan Selamat”, Abdul Muslim, menekankan pentingnya kampanye edukasi keselamatan berlalu lintas yang masif untuk terus menekan angka fatalitas kecelakaan. Dengan berbagai upaya kolaboratif ini, diharapkan musim mudik Lebaran 2025 dapat terlaksana dengan aman, nyaman, dan selamat bagi seluruh masyarakat Indonesia.