Turis Jepang Diusir dari Tiongkok Usai Pamer Bokong di Tembok Besar

Turis Jepang Diusir dari Tiongkok Usai Pamer Bokong di Tembok Besar

Dua turis Jepang yang berusia dua puluhan menghadapi konsekuensi hukum setelah melakukan tindakan tidak senonoh di salah satu situs warisan dunia paling terkenal di dunia, Tembok Besar Tiongkok. Insiden yang terjadi awal tahun ini berujung pada penahanan dan deportasi keduanya oleh otoritas Tiongkok. Informasi ini dikonfirmasi oleh Kementerian Luar Negeri Jepang pada pertengahan Maret lalu, setelah sebelumnya Kedutaan Besar Jepang di Tiongkok menerima laporan penahanan tersebut pada awal Januari.

Menurut laporan yang beredar, kedua turis tersebut awalnya melakukan perjalanan wisata biasa ke Tiongkok. Namun, kunjungan mereka ke Tembok Besar berujung pada tindakan yang melanggar norma kesopanan dan hukum setempat. Mereka sengaja berpose vulgar dengan memperlihatkan bagian tubuh yang tidak pantas di tempat umum, tepatnya dengan memamerkan bokong mereka sambil difoto oleh seorang wanita yang identitasnya tidak diungkap. Aksi mereka yang dinilai sebagai tindakan penghinaan terhadap situs bersejarah tersebut serta pelanggaran hukum Tiongkok, langsung mendapatkan reaksi tegas dari pihak berwenang.

Petugas keamanan yang berjaga di lokasi langsung mengamankan kedua turis tersebut. Mereka ditahan selama kurang lebih dua minggu sebelum akhirnya dideportasi kembali ke Jepang. Pihak Kementerian Luar Negeri Jepang telah menyatakan bahwa kedua turis tersebut telah dipulangkan ke negara asal pada bulan Januari. Meskipun pernyataan resmi dari pemerintah Jepang menyebutkan bahwa kedua turis tersebut telah dibebaskan dan dipulangkan, namun tidak dijelaskan secara rinci tentang proses hukum yang mereka lalui selama penahanan.

Sumber-sumber berita menyebutkan bahwa menampakkan bagian bawah tubuh di tempat umum merupakan pelanggaran hukum di Tiongkok. Kepada pihak kedutaan, kedua turis tersebut mengaku melakukan tindakan tersebut sebagai sebuah 'lelucon'. Namun, penjelasan tersebut tampaknya tidak cukup untuk meringankan hukuman yang mereka terima. Kasus ini menjadi pengingat penting bagi wisatawan mancanegara untuk selalu menghormati hukum dan budaya lokal saat berwisata di negara lain. Kejadian ini juga menjadi sorotan atas pentingnya kesadaran akan norma-norma sosial dan hukum yang berlaku di suatu tempat wisata sebelum melakukan tindakan apapun, sekecil apapun tindakan tersebut. Tidak ada toleransi terhadap pelanggaran hukum, sekalipun niatnya hanya bercanda.

Insiden ini menimbulkan pertanyaan tentang dampak dari tindakan yang dianggap sepele bagi para pelakunya, namun dapat berakibat fatal terhadap reputasi pribadi dan hubungan internasional. Sebagai penutup, kasus ini menjadi pelajaran berharga bagi para wisatawan untuk senantiasa berhati-hati dan menghormati aturan yang berlaku di negara tujuan wisata. Selain itu, kasus ini juga menjadi peringatan penting bagi para pelancong untuk menyadari dampak negatif dari tindakan yang tidak sensitif terhadap budaya dan hukum lokal.

Berikut poin-poin penting dari kejadian tersebut:

  • Dua turis Jepang dideportasi dari Tiongkok setelah melakukan tindakan tidak senonoh di Tembok Besar.
  • Mereka ditahan selama kurang lebih dua minggu.
  • Tindakan mereka melanggar hukum Tiongkok yang melarang pamer aurat di tempat umum.
  • Kementerian Luar Negeri Jepang telah mengkonfirmasi kejadian tersebut.
  • Kedua turis tersebut mengaku melakukan tindakan tersebut sebagai lelucon.