Tuchel Tegaskan Tidak Akan Menyanyikan 'God Save The King' pada Debutnya di Timnas Inggris

Tuchel Tolak Nyanyikan Lagu Kebangsaan Inggris pada Debutnya

Thomas Tuchel, pelatih baru Tim Nasional Inggris, telah secara tegas menyatakan penolakannya untuk menyanyikan lagu kebangsaan Inggris, 'God Save The King', pada laga debutnya di kursi kepelatihan. Pernyataan ini disampaikan menjelang pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan Albania yang dijadwalkan pada 22 Maret 2025. Tuchel, yang ditunjuk pada Oktober 2024 dan resmi mulai bertugas Januari 2025, menjelaskan alasannya menolak untuk bernyanyi dengan mengatakan bahwa menyanyikan lagu kebangsaan suatu negara, khususnya bagi seorang warga negara asing, bukanlah tindakan yang dianggapnya tepat atau semudah itu.

"Saya merasa itu bukan sesuatu yang bisa dilakukan begitu saja," ujar Tuchel kepada BBC, menekankan keyakinannya bahwa 'God Save The King' memiliki konteks budaya dan sejarah yang mendalam yang tidak dapat begitu saja diabaikan. "Oleh karena itu, saya memutuskan untuk tidak menyanyikannya dalam pertandingan pertama saya," tambahnya. Sikap Tuchel ini memicu perdebatan mengenai peran dan tanggung jawab pelatih asing dalam konteks budaya sepak bola Inggris. Perdebatan serupa telah terjadi sebelumnya, dengan beberapa tokoh sepak bola Inggris lainnya, baik pelatih maupun pemain, yang menunjukkan sikap yang sama atau berbeda terkait lagu kebangsaan.

Preseden dan Konteks Sosial

Keputusan Tuchel untuk tidak menyanyikan 'God Save The King' bukanlah kejadian yang terisolasi. Pelatih interim sebelumnya, Lee Carlsey, juga menghadapi kritik publik karena alasan yang sama. Fenomena ini bahkan meluas ke beberapa pemain, seperti beberapa pemain asal Liverpool yang diketahui menolak untuk menyanyikan lagu tersebut. Penolakan ini seringkali dikaitkan dengan sentimen politik dan sosial yang kompleks di wilayah Merseyside, yang selama bertahun-tahun merasa terpinggirkan oleh kebijakan-kebijakan pemerintah pusat di London, khususnya sejak era pemerintahan Margaret Thatcher. Keengganan sejumlah individu untuk menyanyikan lagu kebangsaan ini, menunjukkan adanya dimensi sosial dan politik yang lebih luas melekat pada isu tersebut. Hal ini menunjukan adanya lapisan ketidakpuasan yang dalam dalam masyarakat Inggris terhadap pemerintahan yang ada.

Implikasi dan Reaksi Publik

Sikap Tuchel kemungkinan akan memicu berbagai reaksi dari publik Inggris. Sebagian mungkin akan menghormati keputusannya, memahami konteksnya sebagai warga negara asing. Namun, sebagian lainnya mungkin akan menganggapnya sebagai kurangnya rasa hormat terhadap negara dan tradisi Inggris. Perdebatan ini akan terus berkembang, terutama karena Tuchel memimpin salah satu tim sepak bola paling ikonik dan berpengaruh di dunia, Timnas Inggris. Bagaimana Federasi Sepak Bola Inggris akan merespon tindakan Tuchel ini juga menjadi fokus perhatian.

Tuchel’s keputusan, meskipun sederhana, memperlihatkan kompleksitas sentimen nasionalisme dan identitas dalam dunia sepakbola modern. Hal ini juga membuka dialog mengenai kebebasan berekspresi dan sejauh mana seorang figur publik harus menyesuaikan diri dengan norma-norma sosial dan budaya negara yang diwakilinya. Bagaimana respons publik dan dampaknya terhadap tim akan terus menjadi sorotan dalam minggu-minggu mendatang.