Rekor Baru Penduduk Asing di Jepang: Lonjakan Populasi dan Dinamika Migrasi
Rekor Baru Penduduk Asing di Jepang: Lonjakan Populasi dan Dinamika Migrasi
Jepang mencatat rekor jumlah penduduk asing tertinggi sepanjang sejarah pada akhir tahun 2024, mencapai angka 3.768.977 jiwa. Angka ini menunjukkan peningkatan signifikan sebesar 10,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya, menandai rekor tertinggi untuk tiga tahun berturut-turut. Fenomena ini mencerminkan dinamika migrasi yang kompleks di negara matahari terbit tersebut, dipengaruhi oleh berbagai faktor ekonomi dan politik global. Laporan gabungan dari Xinhua dan The Mainichi pada 14 Maret 2025, mengungkap detail menarik mengenai komposisi dan asal usul penduduk asing di Jepang.
Berdasarkan data yang diperoleh, terdapat beberapa kategori utama penduduk asing di Jepang. Mahasiswa internasional membentuk kelompok substansial dengan jumlah sekitar 402.000 orang. Selanjutnya, terdapat 457.000 pemagang teknis dan 284.000 pekerja dengan keahlian khusus (SSW/Tokutei Ginou), yang menunjukkan peran penting tenaga kerja asing dalam mengisi kebutuhan sektor industri Jepang. Warga asing yang menetap di Jepang sebagai penduduk tetap merupakan kelompok terbesar, berjumlah 918.000 orang, dengan peningkatan 3 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan integrasi yang semakin kuat dari komunitas asing ke dalam masyarakat Jepang.
Dari sisi kewarganegaraan, warga negara China mendominasi sebagai kelompok pendatang terbesar dengan jumlah sekitar 873.000 orang. Posisi kedua ditempati oleh warga Vietnam dengan 634.000 orang, diikuti oleh warga Korea Selatan sebanyak 409.000 orang. Data dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo per Juni 2024 menunjukkan terdapat sekitar 173.000 warga negara Indonesia yang menetap di Jepang, mayoritas beragama Islam. Data ini menggambarkan keragaman latar belakang etnis dan budaya dalam populasi penduduk asing di Jepang.
Selain data mengenai komposisi penduduk asing, laporan juga mencatat tren penurunan jumlah permohonan suaka. Badan Layanan Imigrasi Jepang mencatat penurunan sebesar 10,5 persen, menjadi sekitar 12.000 permohonan. Meskipun demikian, terdapat sejumlah individu yang mendapatkan status pengungsi, termasuk 102 orang dari Afghanistan, 36 orang dari Myanmar, dan 18 orang dari Yaman. Sekitar 180 orang lainnya mengajukan permohonan suaka karena takut akan penganiayaan di negara asal mereka terkait dengan pendapat politik mereka. Lebih lanjut, 1.618 warga Ukraina diterima di bawah sistem perlindungan komplementer, sementara 335 orang lainnya diberikan izin tinggal atas dasar kemanusiaan.
Pemerintah Jepang menilai peningkatan jumlah pendatang ini terkait dengan beberapa faktor kunci. Pelonggaran pembatasan perjalanan internasional pasca pandemi COVID-19 membuka akses bagi lebih banyak warga asing untuk memasuki Jepang. Faktor lain yang berperan adalah pelemahan nilai tukar yen terhadap mata uang negara lain, yang membuat biaya hidup di Jepang menjadi lebih terjangkau bagi warga asing. Kesimpulannya, lonjakan jumlah penduduk asing di Jepang merupakan fenomena kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, dan memerlukan pengamatan berkelanjutan untuk memahami implikasinya terhadap perekonomian dan sosial budaya Jepang.
Sumber:
- Xinhua
- The Mainichi: https://mainichi.jp/english/articles/20250314/p2g/00m/0na/059000c