Serangan Udara AS di Yaman Tewaskan 24 Warga Sipil, Houthi Ancam Balas Dendam

Serangan Udara AS di Yaman Tewaskan 24 Warga Sipil, Houthi Ancam Balas Dendam

Sebuah serangan udara yang dilakukan Amerika Serikat di Yaman telah mengakibatkan jatuhnya korban jiwa yang signifikan, dengan jumlah korban tewas saat ini mencapai 24 orang, termasuk empat anak-anak dan seorang perempuan. Serangan yang terjadi di Saada dan Sanaa ini telah memicu kecaman keras dari kelompok Houthi yang berkuasa di sebagian besar wilayah Yaman, dan meningkatkan ketegangan geopolitik di kawasan tersebut. Laporan awal menyebutkan jumlah korban tewas lebih rendah, namun angka tersebut terus meningkat seiring dengan upaya penyelamatan dan identifikasi korban. Selain korban tewas, sejumlah warga sipil lainnya dilaporkan mengalami luka-luka. Insiden ini menjadi sorotan internasional dan menimbulkan pertanyaan serius mengenai dampak serangan tersebut terhadap populasi sipil.

Pemerintah AS, melalui Presiden Donald Trump, membenarkan serangan tersebut, mengklaim bahwa operasi militer ini bertujuan untuk menghancurkan target-target Houthi yang dianggap mengancam kepentingan AS di Laut Merah. Pernyataan Trump yang disampaikan melalui Truth Social menuai kritik luas karena dinilai tidak mempertimbangkan dampak kemanusiaan dari serangan tersebut. Klaim AS terkait ancaman dari Houthi di Laut Merah dibantah oleh juru bicara Houthi, Mohammed Abdul-Salam, yang menyebutnya sebagai upaya untuk membenarkan tindakan militer AS dan mempengaruhi opini publik internasional. Abdul-Salam mengatakan bahwa serangan tersebut merupakan 'kejahatan perang' dan menuding AS mengabaikan warga sipil. Lebih lanjut, Houthi menyatakan bahwa serangan tersebut merupakan balasan atas dukungan Yaman terhadap Palestina dan menegaskan bahwa hal itu tidak akan menghentikan dukungan mereka terhadap rakyat Gaza. Ancaman pembalasan dari Houthi pun dilontarkan sebagai respons atas serangan tersebut, meningkatkan potensi eskalasi konflik yang sudah berlangsung lama di Yaman.

  • Pernyataan resmi dari pemerintah AS mengklaim bahwa target operasi militer tersebut adalah kelompok Houthi yang dianggap memiliki kaitan dengan Iran dan mengancam kepentingan Amerika Serikat di Laut Merah.
  • Kelompok Houthi membantah klaim tersebut dan menuduh AS melakukan kejahatan perang dengan menyerang lingkungan permukiman dan menargetkan warga sipil.
  • Korban tewas meliputi empat anak-anak dan seorang perempuan, menambah keprihatinan atas dampak kemanusiaan dari konflik di Yaman.
  • Angka korban tewas yang terus meningkat menunjukkan kompleksitas dan skala kerusakan akibat serangan udara tersebut.
  • Houthi menegaskan bahwa dukungan mereka terhadap Palestina akan tetap berlanjut, terlepas dari serangan yang dilakukan AS.
  • Ancaman pembalasan dari Houthi meningkatkan potensi eskalasi konflik dan menimbulkan kekhawatiran atas stabilitas regional.

Insiden ini menyoroti kompleksitas konflik Yaman dan dampaknya terhadap warga sipil. Pertanyaan mengenai proporsionalitas dan legalitas serangan tersebut kini menjadi perdebatan internasional. Eskalasi konflik di Yaman akan berdampak luas bagi stabilitas kawasan dan upaya bantuan kemanusiaan yang telah berjalan selama bertahun-tahun. Investigasi independen diperlukan untuk memastikan akuntabilitas atas korban jiwa yang disebabkan oleh serangan udara ini dan mencegah terulangnya peristiwa serupa di masa mendatang.