Tradisi Grebeg Jemunak di Muntilan: Perayaan Ramadan yang Mengikat Kearifan Lokal

Tradisi Grebeg Jemunak di Muntilan: Perayaan Ramadan yang Mengikat Kearifan Lokal

Ribuan warga memadati halaman Masjid Al Ikhlas, Gunungpring, Muntilan, Kabupaten Magelang, Minggu (16/3/2025), dalam perhelatan Grebeg Jemunak. Suasana meriah menyelimuti acara tahunan yang menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi Ramadan di daerah tersebut. Acara ini menjadi bukti nyata pelestarian kearifan lokal dan kentalnya nilai kebersamaan di tengah masyarakat. Aroma khas jemunak, kudapan tradisional berbahan dasar ketela dan ketan yang dibungkus daun pisang, memenuhi udara, menambah semarak perayaan.

Tradisi Grebeg Jemunak diawali dengan kirab yang memukau. Dua gunungan besar berisi ribuan jemunak, diberi nama Gunungan Kyai Raden Santri dan Gunungan Masjid Al Ikhlas, diarak sejauh 500 meter dari Pondok Mbah Jogorekso menuju Masjid Al Ikhlas. Kirab yang dilepas langsung oleh Bupati Magelang, Grengseng Pamuji, ini disambut antusias warga yang memadati sepanjang rute. Suasana semakin meriah dengan kehadiran barongsai dari Putra Mataram (Puma) Yogyakarta yang turut serta dalam kirab tersebut, menerima simbolisasi pemberian jemunak sebagai bagian dari rangkaian acara.

Ketua Panitia Grebeg Jemunak, Hernadi Sasmoyo Aji, menjelaskan bahwa sebanyak 2.000 jemunak telah disiapkan untuk dibagikan kepada masyarakat. Pembuatan jemunak melibatkan peran aktif ibu-ibu PKK dusun dan para produsen jemunak dari Dusun Bintaro, Gunungpring, Ngadisalam, dan Karaharjan. Hal ini menunjukkan partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga kelangsungan tradisi Grebeg Jemunak.

Terdapat perubahan signifikan dalam metode pembagian jemunak tahun ini. Jika pada tahun-tahun sebelumnya jemunak dibagikan dengan cara dilempar, tahun ini panitia menerapkan metode baru yang lebih santun dan tertib. Jemunak diambil dari gunungan dan dibagikan satu per satu kepada warga menggunakan kantong plastik. Perubahan ini merupakan respons positif terhadap masukan dari tokoh masyarakat dan agama yang menekankan pentingnya penghormatan dan kesantunan dalam setiap tradisi.

Hernadi menambahkan bahwa Grebeg Jemunak tahun ini merupakan penyelenggaraan yang ketiga kalinya. Ia juga menyampaikan harapan agar tradisi ini dapat terus berlangsung di tahun-tahun mendatang, dengan penuh optimisme dan doa restu dari seluruh masyarakat.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Magelang, Slamet Achmad Husein, memberikan apresiasi tinggi atas penyelenggaraan Grebeg Jemunak. Ia menilai acara ini sebagai upaya penting dalam pemajuan objek kebudayaan dan berharap agar setiap tahunnya, tradisi ini dapat semakin berkembang dan melibatkan lebih banyak masyarakat. Hal ini sejalan dengan arahan Bupati Magelang untuk terus meningkatkan dan melestarikan warisan budaya lokal.

Grebeg Jemunak bukan sekadar perayaan keagamaan semata, tetapi juga merupakan perwujudan nyata dari kekompakan dan gotong royong masyarakat Gunungpring dalam menjaga dan melestarikan warisan budaya leluhur. Acara ini berhasil menciptakan harmoni antara tradisi dan modernitas, sekaligus menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang ingin menyaksikan keunikan budaya lokal Kabupaten Magelang.