Akses Jalan Keerom-Pegunungan Bintang Terputus Akibat Longsor di Distrik Towe

Akses Jalan Keerom-Pegunungan Bintang Terputus Akibat Longsor

Bencana longsor yang terjadi di dekat Kampung Terfones, Distrik Towe, Kabupaten Keerom, Papua, sejak Kamis (13/3/2025) hingga Minggu (16/3/2025) telah memutus akses jalan vital penghubung Kabupaten Keerom dengan Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan. Material longsor yang menutupi jalan raya tersebut hingga kini belum mendapatkan penanganan, mengakibatkan terisolasinya sejumlah kampung dan menghambat aktivitas perekonomian masyarakat di kedua wilayah tersebut.

Musa Dell, warga Kampung Terfones, memberikan keterangan mengenai dampak buruk putusnya akses jalan ini. Menurutnya, longsoran tersebut telah memutus akses transportasi bagi empat kampung di Distrik Towe, yaitu Kampung Terfones, Pris, Milki, dan Lules. Bukan hanya itu, jalan ini juga merupakan satu-satunya jalur penghubung antara Kabupaten Keerom dan Kabupaten Pegunungan Bintang, sehingga dampaknya sangat signifikan bagi mobilitas penduduk dan distribusi barang di wilayah perbatasan tersebut. Selama empat hari pasca-bencana, belum ada alat berat yang dikerahkan untuk membersihkan material longsor, membuat aktivitas warga terhenti sepenuhnya.

Lebih lanjut, Musa menjelaskan dampak ekonomi dan sosial yang signifikan akibat terputusnya akses jalan tersebut. “Jalan sudah empat hari ini tertutup, sehingga akses transportasi tidak bisa dilalui. Ini jalan satu-satunya yang menghubungkan kampung-kampung di Distrik Towe dan kampung-kampung di perbatasan antara Kabupaten Keerom dan Kabupaten Pegunungan Bintang,” ungkapnya. Situasi ini tentu menimbulkan kesulitan bagi masyarakat untuk mengakses layanan kesehatan, pendidikan, dan kebutuhan pokok lainnya.

Sementara itu, David Vecky, Ondoafi Kampung Terfones, mendesak pemerintah untuk segera mengambil tindakan. Ia berharap Balai Jalan Nasional dan Pemerintah Daerah Kabupaten Keerom segera mengirimkan alat berat untuk membersihkan material longsor. “Kami harapkan bisa segera mengirimkan alat berat, sehingga memindahkan material longsor, agar aktivitas transportasi ke kampung-kampung di Distrik Towe Kabupaten Keerom bisa berjalan normal kembali,” ujarnya. Kecepatan respon pemerintah sangat krusial untuk meminimalisir dampak lebih lanjut dan mengembalikan aktivitas masyarakat ke kondisi normal.

Kejadian ini menyoroti pentingnya pemeliharaan infrastruktur jalan di wilayah-wilayah rawan bencana, serta kesiapsiagaan pemerintah dalam menangani bencana alam untuk mencegah kerugian lebih besar bagi masyarakat. Peristiwa ini menjadi pengingat perlunya langkah-langkah antisipatif dan respon yang cepat untuk memastikan kelancaran aksesibilitas dan mengurangi dampak negatif dari bencana alam bagi penduduk di daerah terpencil.

Dampak Longsor: * Terputusnya akses jalan utama penghubung Kabupaten Keerom dan Pegunungan Bintang. * Terisolasinya empat kampung di Distrik Towe (Terfones, Pris, Milki, dan Lules). * Gangguan aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat. * Hambatan akses terhadap layanan kesehatan, pendidikan, dan kebutuhan pokok. * Kerugian ekonomi akibat terhambatnya distribusi barang dan jasa.

Tindakan yang Diharapkan: * Pengiriman alat berat untuk membersihkan material longsor. * Perbaikan dan pemeliharaan jalan untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang. * Peningkatan kesiapsiagaan pemerintah dalam menghadapi bencana alam.