Konsumsi Minuman Berenergi Berisiko Tinggi terhadap Kesehatan Ginjal: Pakar Ungkap Ancaman Gagal Ginjal

Konsumsi Minuman Berenergi Picu Risiko Gagal Ginjal

Tren konsumsi minuman berenergi yang kian meningkat di masyarakat perlu diwaspadai. Meskipun memberikan efek peningkatan stamina dan energi secara instan, kebiasaan mengonsumsi minuman ini dalam jangka panjang menyimpan ancaman serius terhadap kesehatan ginjal, bahkan hingga berujung pada gagal ginjal. Hal tersebut ditegaskan oleh dr. Dina Nilasari, PhD, SpPD-KGH, Dokter Penyakit Dalam Konsultan Ginjal Hipertensi. Dalam wawancara eksklusif baru-baru ini, dr. Dina menjelaskan dampak negatif minuman berenergi terhadap organ vital tersebut.

Dr. Dina memaparkan bahwa penelitian telah menunjukkan korelasi antara konsumsi minuman berenergi secara rutin dan kerusakan fungsi ginjal. Kandungan tinggi gula, natrium, dan kafein dalam minuman tersebut menjadi faktor utama pemicu masalah kesehatan ini. "Kandungan zat-zat tersebut memaksa ginjal bekerja lebih keras dari kapasitas normalnya," ujar dr. Dina. "Kondisi ini berlangsung lama dapat menyebabkan kerusakan ginjal yang progresif dan berujung pada gagal ginjal." Efek peningkatan stamina yang dirasakan pun bersifat sementara dan tidak sebanding dengan risiko kesehatan jangka panjang yang ditimbulkan.

Lebih lanjut, dr. Dina menyoroti kebiasaan mengonsumsi minuman berenergi untuk mengatasi kelelahan saat bekerja hingga larut malam. Praktik ini, menurutnya, mempercepat proses kerusakan ginjal. "Tubuh membutuhkan istirahat yang cukup untuk melakukan proses regenerasi sel, termasuk sel-sel ginjal. Dengan terus menerus memaksa tubuh bekerja melebihi batas kemampuannya, risiko kerusakan organ akan semakin besar," tambahnya.

Selain minuman berenergi, dr. Dina juga mengingatkan akan bahaya konsumsi jamu atau ramuan herbal dengan komposisi yang tidak jelas. Minimnya informasi mengenai kandungan dan efektivitas jamu tersebut dapat meningkatkan risiko kerusakan ginjal. "Konsumen harus lebih selektif dan teliti dalam memilih minuman dan suplemen kesehatan yang dikonsumsi," tegasnya. Ia menyarankan agar masyarakat memprioritaskan minuman yang memiliki kandungan gula, natrium, dan kafein rendah, serta memastikan komposisi jamu atau ramuan herbal yang dikonsumsi telah terverifikasi dan aman dikonsumsi.

Dr. Dina menekankan pentingnya gaya hidup sehat untuk menjaga kesehatan ginjal. Hal tersebut meliputi pola makan seimbang, minum air putih yang cukup, istirahat yang cukup, dan rutin berolahraga. Dengan mengadopsi gaya hidup sehat dan bijak dalam memilih minuman, masyarakat dapat mengurangi risiko kerusakan ginjal dan menjaga kesehatan organ vital tersebut.

Berikut poin penting yang perlu diperhatikan:

  • Tinggi Gula, Natrium, dan Kafein: Kandungan tinggi zat-zat ini dalam minuman berenergi memaksa ginjal bekerja ekstra keras.
  • Efek Sementara: Peningkatan stamina hanya bersifat sementara, sementara risiko kerusakan ginjal bersifat jangka panjang dan permanen.
  • Kerusakan Progresif: Konsumsi terus-menerus dapat menyebabkan kerusakan ginjal secara progresif hingga gagal ginjal.
  • Bahaya Jamu Tidak Jelas Komposisinya: Konsumsi jamu tanpa informasi komposisi yang jelas juga berisiko merusak ginjal.
  • Pentingnya Selektivitas: Konsumen perlu selektif dalam memilih minuman dan suplemen kesehatan.
  • Gaya Hidup Sehat: Pola makan seimbang, cukup air putih, istirahat, dan olahraga penting untuk menjaga kesehatan ginjal.