Banjir Jabodetabek Ganggu Operasional KRL Lintas Bekasi

Banjir Jabodetabek Lumpuhkan Sebagian Operasional KRL Lintas Bekasi

Hujan deras yang mengguyur wilayah Jabodetabek sejak Senin malam (3/3/2025) hingga Selasa dini hari (4/3/2025) mengakibatkan banjir di sejumlah titik, termasuk di sekitar Stasiun Bekasi. Akibatnya, perjalanan kereta rel listrik (KRL) Commuter Line lintas Bekasi mengalami gangguan operasional yang signifikan. PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) melalui akun media sosial X-nya menginformasikan adanya perubahan jalur masuk dan keluar stasiun guna memastikan keamanan dan kelancaran perjalanan kereta api, meskipun dengan keterlambatan. Kondisi ini memaksa KCJ untuk melakukan pengaturan operasional secara dinamis guna meminimalisir dampak terhadap pengguna jasa KRL.

Dalam keterangan resminya, KCJ menjelaskan bahwa luapan air akibat banjir menyebabkan jalur kereta di Stasiun Bekasi terendam. Oleh karena itu, pergerakan kereta api di stasiun tersebut dialihkan secara bergantian. Hal ini berdampak pada sejumlah perjalanan kereta, salah satunya KA 6019-6020 lintas Bekasi-Pasar Senen-Kampung Bandan-Manggarai-Cikarang. Rangkaian kereta tersebut, untuk sementara, dialihkan menjadi KA 5054 dan diarahkan menuju Stasiun Bekasi terlebih dahulu guna mengurai kepadatan di area stasiun yang terdampak banjir. Kepadatan ini diakibatkan oleh proses pengaturan jalur yang dilakukan secara bertahap demi keselamatan pengguna jasa.

PT KCJ menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang dialami para pengguna KRL akibat gangguan operasional tersebut. Pihak KCJ menghimbau agar pengguna KRL tetap memperhatikan informasi terkini mengenai jadwal perjalanan melalui kanal-kanal resmi KCJ, guna menghindari kebingungan dan kerugian waktu. Informasi ini juga direspons sebagai jawaban atas pertanyaan pengguna media sosial terkait kondisi perjalanan KRL jalur Bekasi-Angke-Kampung Bandan yang terdampak banjir. Terlihat bahwa publik menanyakan secara langsung tentang status perjalanan di jalur tersebut, menunjukkan tingginya tingkat kepedulian dan kebutuhan informasi real-time terkait operasional kereta api di tengah kondisi darurat ini.

Banjir yang melanda wilayah Jabodetabek menimbulkan dampak yang luas, tidak hanya pada transportasi publik seperti KRL, tetapi juga pada aktivitas masyarakat sehari-hari. Hujan deras yang berlangsung cukup lama menyebabkan sejumlah jalan tergenang dan beberapa kawasan permukiman terendam. Pihak berwenang dan instansi terkait tengah berupaya untuk mengatasi dampak banjir dan menormalisasi kembali kondisi di wilayah yang terdampak. Kondisi ini menjadi pengingat penting akan kebutuhan pengelolaan drainase yang lebih baik dan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi di wilayah Jabodetabek.

Situasi ini menuntut respon cepat dan kolaboratif dari berbagai pihak, mulai dari instansi pemerintah, operator transportasi, hingga masyarakat itu sendiri. Efisiensi informasi dan koordinasi yang baik sangat diperlukan untuk meminimalisir dampak buruk dan memastikan keselamatan serta kenyamanan masyarakat.