Misteri Hilangnya Iptu Tomi: Keluarga Desak Transparansi dan Investigasi Mendalam
Misteri Hilangnya Iptu Tomi: Keluarga Desak Transparansi dan Investigasi Mendalam
Kehilangan Iptu Tomi Samuel Marbun, mantan Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni, yang hilang sejak 18 Desember 2024, telah memicu gelombang pertanyaan dan kecurigaan dari pihak keluarga. Ketidakjelasan informasi dan dugaan kejanggalan dalam proses pencarian telah mendorong keluarga untuk mengajukan permohonan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi III DPR RI. Adik Iptu Tomi, Monterry Marbun, mengungkapkan rencana tersebut kepada awak media, Minggu (16/3/2025), berharap Komisi III dapat menelusuri kasus ini secara menyeluruh dan menuntut transparansi dari pihak kepolisian.
Monterry mengemukakan sejumlah poin penting yang menimbulkan keraguan, diantaranya minimnya upaya pencarian yang dilakukan oleh pihak kepolisian. Ia menyatakan bahwa tim pencari hanya sekali kembali ke lokasi kejadian perkara (TKP) pada 21 Desember 2024, dan tidak ada upaya pencarian lanjutan setelahnya. Kejanggalan ini diperparah dengan informasi yang berubah-ubah mengenai penyebab hilangnya Iptu Tomi. Awalnya, pihak kepolisian menyebutkan Iptu Tomi jatuh dari longboat, namun kemudian meralat pernyataan tersebut dengan mengatakan ia hanyut saat menyeberangi sungai. Perbedaan informasi ini semakin memperkuat dugaan adanya ketidaksesuaian keterangan dari pihak berwenang.
Lebih lanjut, Monterry juga menyoroti penolakan Kapolres Teluk Bintuni, AKBP Choiruddin Wahid, terhadap upaya pencarian mandiri yang dilakukan keluarga dengan menyewa helikopter. Tindakan ini dinilai menghambat proses pencarian dan menimbulkan pertanyaan mengenai peran aktif kepolisian dalam mengungkap kasus hilangnya Iptu Tomi. Bahkan, bantuan personel dari TNI AD yang dikerahkan melalui Kodim Bintuni pun dinilai tidak efektif, karena 15 personel dari Batalyon 763/SBA justru dipulangkan oleh Kabag Ops Polres Teluk Bintuni tanpa melakukan pencarian di TKP.
Situasi ini semakin diperumit oleh keengganan pihak kepolisian untuk memberikan keterangan yang jelas. Ketika dihubungi, Kapolres Teluk Bintuni belum memberikan tanggapan, sementara Kabid Humas Polda Papua Barat Kombes Ongky Isgunawan hanya berjanji akan merilis informasi terkait kasus ini. Minimnya informasi dan transparansi dari pihak kepolisian telah membuat keluarga menduga adanya kemungkinan 'police killing' atau sabotase. Oleh karena itu, keluarga juga berharap Kapolri Irjen Listyo Sigit Prabowo dapat turun tangan untuk memeriksa Kapolres Teluk Bintuni dan anggotanya yang terlibat dalam operasi.
Iptu Tomi dilaporkan hilang saat memimpin operasi penangkapan terhadap anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), Marthen Aikinggin, yang merupakan DPO kasus pembunuhan di Kali Rawara, Kampung Meyah Lama, Distrik Moskona Barat, Teluk Bintuni. Kehilangan Iptu Tomi yang penuh misteri ini menuntut adanya investigasi yang menyeluruh dan transparan agar kebenaran dapat terungkap. Keluarga berharap Komisi III DPR RI dapat berperan sebagai pengawas dan memastikan proses investigasi berjalan dengan adil dan objektif.
*Poin-poin penting yang disampaikan keluarga Iptu Tomi: * Minimnya upaya pencarian oleh kepolisian setelah 21 Desember 2024. * Informasi yang berubah-ubah mengenai penyebab hilangnya Iptu Tomi. * Penolakan Kapolres terhadap upaya pencarian mandiri keluarga. * Tidak efektifnya bantuan personel TNI AD dalam pencarian. * Keengganan kepolisian memberikan keterangan yang jelas. * Dugaan adanya 'police killing' atau sabotase.