Ramadan di Sumbawa: Srikaya Utan, Buah Musiman yang Laris Manis di Pasar Alas
Ramadan di Sumbawa: Srikaya Utan, Buah Musiman yang Laris Manis di Pasar Alas
Di Terminal Alas, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, suasana bulan Ramadan terasa semarak, khususnya bagi para pedagang srikaya Utan. Sejak sore hingga malam hari, delapan pedagang terlihat berjejer rapi, menawarkan buah manis nan legit yang menjadi primadona takjil dan buah tangan. Srikaya Utan, atau yang dikenal sebagai 'sakaya' oleh masyarakat lokal, dan secara ilmiah bernama Annona squamosa, memang memiliki keistimewaan tersendiri. Buah yang berasal dari Kecamatan Utan ini terkenal dengan rasa manisnya yang khas, ukurannya yang besar, dan kulitnya yang bersih tanpa bercak hitam, membedakannya dari srikaya yang berasal dari kecamatan lain seperti Moyo Hilir dan Rhee.
Kamaria, salah satu pedagang, mengungkapkan tingginya permintaan srikaya Utan selama Ramadan. "Permintaannya memang tinggi, karena sekarang lagi musim panen," ujarnya. Keunggulan rasa dan ukuran srikaya Utan menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen, baik warga lokal maupun pendatang. Kemudahan akses, dengan para pedagang yang berjejer di pinggir jalan, semakin memudahkan pembeli untuk mendapatkan buah ini, baik dalam bentuk keranjang maupun eceran. Keuntungan yang didapat pun cukup signifikan. Kamaria misalnya, mampu meraup keuntungan bersih hingga Rp 200.000 per hari. Namun, ia juga mengakui adanya kenaikan harga beli dari petani, yang berdampak pada harga jual di pasaran. Harga jual srikaya Utan di pasaran pun bervariasi, berkisar antara Rp 170.000 hingga Rp 180.000 per keranjang besar, dan Rp 1.500 hingga Rp 3.000 per buah eceran, tergantung ukuran dan tingkat kematangan.
Tantangan dalam berjualan srikaya Utan juga tak luput dari perhatian. Marni, pedagang lain, menjelaskan bahwa srikaya mudah rusak dan harus dijual cepat. "Kalau nggak cepat laku, buahnya gampang hancur," katanya. Namun, tingginya permintaan dan keuntungan yang memadai membuatnya tetap bersemangat berjualan. Kelangkaan srikaya, yang hanya berbuah satu kali setahun dengan masa panen sekitar satu bulan (Januari-Februari), menjadi faktor penting yang mendukung daya jualnya. Uniknya, pohon srikaya Utan banyak yang tumbuh liar tanpa perawatan khusus, sehingga petani tidak menganggapnya sebagai komoditas utama. Namun, justru hal ini yang memberikan keunikan tersendiri bagi srikaya Utan.
Proses pascapanen pun menjadi kunci kualitas. Marni, misalnya, dengan teliti mengemas srikaya dalam peti yang dilapisi daun jati untuk menjaga kualitas dan membantu pematangan buah. Ia juga berhati-hati dalam menangani buah agar tidak terjadi gesekan yang menyebabkan kulitnya menghitam. Hal ini menunjukkan dedikasi para pedagang untuk menjaga kualitas produk mereka. Cepy, salah seorang pembeli, mengungkapkan alasannya memilih srikaya Utan sebagai takjil: rasanya yang manis dan sifatnya yang musiman. Keunikan rasa dan kelangkaannya itulah yang membuat srikaya Utan menjadi buah yang diburu selama bulan Ramadan di Sumbawa.
Berikut beberapa poin penting terkait penjualan srikaya Utan:
- Keunggulan Srikaya Utan: Rasa manis legit, ukuran besar, kulit bersih.
- Harga: Rp 170.000 - Rp 180.000/keranjang besar; Rp 1.500 - Rp 3.000/buah eceran.
- Keuntungan Pedagang: Rp 100.000 - Rp 200.000/hari.
- Tantangan: Buah mudah rusak, masa panen singkat (sekitar satu bulan).
- Metode Penanganan: Pengemasan dengan daun jati untuk menjaga kualitas.
- Distribusi: Dijual di pinggir jalan, mudah diakses.
- Permintaan: Tinggi selama Ramadan, sebagai takjil dan buah tangan.