Investasi Asing Mengerek Produksi Sepatu dan Pakaian di Indonesia: Peluang dan Tantangan bagi Industri Dalam Negeri
Investasi Asing Mengerek Produksi Sepatu dan Pakaian di Indonesia: Peluang dan Tantangan bagi Industri Dalam Negeri
Indonesia semakin kokoh sebagai pusat manufaktur alas kaki dan pakaian global, ditandai dengan peningkatan signifikan investasi asing, terutama dari China, Korea Selatan, dan Taiwan. Data Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menunjukkan bahwa sebagian besar pabrik yang memasok raksasa sepatu seperti Adidas dan Nike di Indonesia dimiliki oleh investor asing. Tren ini menunjukkan kepercayaan investor terhadap daya saing industri manufaktur Tanah Air. Pertumbuhan ini ditandai dengan penambahan signifikan jumlah tenaga kerja di sektor ini.
Pada tahun 2024, sektor alas kaki menyerap 7.644 tenaga kerja baru, meningkat 3% dibandingkan tahun sebelumnya, sehingga total tenaga kerja di sektor ini mencapai 271.774 orang. Pertumbuhan yang lebih pesat terlihat di sektor pakaian, dengan penambahan 10.013 pekerja baru (peningkatan 30% year-on-year), menjadikan total tenaga kerja mencapai 36.409 orang. Kenaikan jumlah tenaga kerja ini berkontribusi pada peningkatan produksi dan ekspor yang signifikan.
Ekspor alas kaki dan pakaian Indonesia pada tahun 2024 mencapai US$ 11,2 miliar, meningkat 9,8% dibandingkan tahun sebelumnya. Amerika Serikat tetap menjadi pasar ekspor terbesar, menyerap 60% ekspor pakaian Indonesia. Ekspor alas kaki ke AS juga menunjukkan pertumbuhan yang mengesankan, melonjak 24,6% (year-on-year) menjadi US$ 2,9 miliar. Hal ini menunjukkan daya saing produk Indonesia di pasar internasional dan keberhasilan dalam menarik alokasi produksi dari perusahaan global, bahkan menggeser beberapa pusat produksi dari negara-negara seperti China, Vietnam, dan Kamboja. Indonesia kini berkontribusi hampir 30% dari total tenaga kerja pabrik global Adidas dan Nike, sebuah bukti nyata pengakuan dunia terhadap daya saing industri manufaktur Indonesia.
Namun, di balik pertumbuhan yang positif ini, perlu dikaji lebih dalam mengenai peran dan kontribusi industri dalam negeri dalam rantai pasok global. Peningkatan investasi asing perlu diimbangi dengan strategi yang tepat untuk memastikan pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Pemerintah perlu memastikan bahwa pertumbuhan ini berdampak positif bagi perekonomian nasional secara keseluruhan, termasuk peningkatan kesejahteraan pekerja lokal dan pengembangan industri pendukung di dalam negeri. Kemenperin menekankan komitmennya untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif, meningkatkan keterampilan tenaga kerja, dan memperkuat infrastruktur industri untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai mitra strategis dalam rantai pasok global. Tantangan ke depan adalah memastikan agar pertumbuhan ini berkelanjutan dan memberikan manfaat yang maksimal bagi Indonesia.
Berikut beberapa poin penting yang perlu diperhatikan:
- Peningkatan Investasi Asing: Aliran investasi asing yang signifikan menunjukkan kepercayaan investor terhadap industri manufaktur Indonesia.
- Pertumbuhan Lapangan Kerja: Penambahan tenaga kerja di sektor alas kaki dan pakaian menunjukkan dampak positif investasi terhadap penyerapan tenaga kerja.
- Kenaikan Ekspor: Meningkatnya ekspor alas kaki dan pakaian menunjukkan peningkatan daya saing produk Indonesia di pasar global.
- Peran Industri Dalam Negeri: Perlu strategi untuk memastikan peran dan kontribusi industri dalam negeri dalam rantai pasok global.
- Pengembangan SDM: Peningkatan keterampilan tenaga kerja menjadi kunci keberlanjutan pertumbuhan industri.
- Infrastruktur Industri: Perbaikan infrastruktur industri mendukung daya saing Indonesia.
Kemenperin mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk bekerja sama menjaga momentum positif ini dan memastikan agar pertumbuhan industri manufaktur Indonesia berkelanjutan dan memberikan manfaat yang luas bagi masyarakat Indonesia.