Impor Beras Indonesia Turun Drastis di Awal 2025, Stok Dalam Negeri Terjaga
Impor Beras Indonesia Turun Drastis di Awal 2025, Stok Dalam Negeri Terjaga
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan penurunan signifikan pada impor beras Indonesia selama periode Januari-Februari 2025. Meskipun sempat menimbulkan kekhawatiran mengingat pernyataan pemerintah untuk menghentikan impor beras konsumsi di tahun 2025, angka impor yang tercatat justru menunjukkan tren positif. Total impor beras hanya mencapai 95.940 ton, mengalami penurunan drastis sebesar 89,11% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 880.810 ton. Penurunan ini mengindikasikan peningkatan ketersediaan beras dalam negeri dan keberhasilan strategi pemerintah dalam mendorong produksi domestik.
Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, menjelaskan penurunan impor tersebut terkait dengan peningkatan suplai beras di pasar domestik. Hal ini menunjukkan bahwa upaya pemerintah untuk meningkatkan produksi dan menjaga stabilitas pasokan beras mulai membuahkan hasil. Dari sisi nilai, impor beras pada periode yang sama juga mengalami penurunan signifikan, yaitu sebesar 97,07%, menjadi US$ 51,61 juta. Perbandingan ini menunjukan keberhasilan upaya pemerintah dalam mengurangi ketergantungan terhadap impor beras.
Meskipun terjadi impor, asal impor beras menunjukkan diversifikasi sumber pasokan. India menjadi pemasok terbesar dengan kontribusi 26.780 ton, diikuti Vietnam (17.870 ton), Thailand (17.580 ton), dan Myanmar (16.820 ton). Impor dari Australia tercatat sangat kecil, hanya 4 kg, sementara sisanya berasal dari negara lain dengan total 16.880 ton. Distribusi impor dari beberapa negara ini menunjukkan upaya pemerintah untuk mengamankan pasokan dari berbagai sumber, mengurangi risiko ketergantungan pada satu negara saja.
Pernyataan Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, yang sebelumnya menyatakan optimisme Indonesia tidak akan mengimpor beras pada tahun 2025, tampaknya didukung oleh data BPS ini. Zulhas menekankan kesiapan stok beras nasional menjelang Lebaran, dengan cadangan beras pemerintah (CBP) yang dikelola Perum Bulog mencapai 2 juta ton. Pernyataan ini bertujuan untuk menjamin ketersediaan beras dan menenangkan masyarakat, meyakinkan bahwa stok beras nasional dalam keadaan aman dan mencukupi kebutuhan masyarakat.
Penurunan drastis impor beras pada awal 2025 ini menjadi indikator positif bagi ketahanan pangan nasional. Namun, pemantauan dan evaluasi berkelanjutan tetap diperlukan untuk memastikan keberlanjutan produksi dan distribusi beras dalam negeri serta mencegah potensi krisis pangan di masa mendatang. Pemerintah perlu terus meningkatkan upaya peningkatan produktivitas pertanian, memperbaiki infrastruktur pertanian, dan memastikan akses petani terhadap teknologi dan pembiayaan yang memadai.