Korlantas Polri Siapkan Strategi Dua Tahap Operasi Ketupat 2025 Antisipasi Lonjakan Pemudik

Korlantas Polri Siapkan Strategi Dua Tahap Operasi Ketupat 2025 Antisipasi Lonjakan Pemudik

Kepolisian Republik Indonesia (Polri) melalui Korps Lalu Lintas (Korlantas) telah merancang strategi pengamanan mudik Lebaran 2025 dalam Operasi Ketupat. Operasi ini akan dijalankan dalam dua tahap guna mengantisipasi lonjakan pemudik dan memastikan kelancaran arus mudik dan balik. Tahap pertama akan difokuskan pada wilayah Jawa, Bali, dan Lampung, yang akan dimulai lebih awal, yakni pada tanggal 23 Maret hingga 8 April 2025. Sementara itu, tahap kedua akan mencakup wilayah di luar tiga daerah tersebut, dengan rentang waktu pelaksanaan 26 Maret hingga 8 April 2025. Perbedaan waktu pelaksanaan ini mempertimbangkan potensi pergerakan masyarakat yang diperkirakan akan mulai memadati jalur mudik beberapa hari sebelum tanggal resmi cuti bersama.

Irjen Pol. Agus Suryonugroho, Kakorlantas Polri, menjelaskan bahwa kebijakan work from anywhere (WFA) yang dimulai pada tanggal 24 hingga 27 Maret 2025 berpotensi memicu pergerakan masyarakat lebih awal. Oleh karena itu, Korlantas akan memantau secara intensif pergerakan lalu lintas sejak H-3, bahkan lebih awal lagi, dengan memanfaatkan data traffic counting dari jalan nasional dan jalan tol. Antisipasi dini ini bertujuan untuk mengoptimalkan strategi pengamanan dan mengurai potensi kemacetan. Pihaknya memprediksi puncak arus mudik mungkin akan bergeser dari kebiasaan tahun-tahun sebelumnya, sehingga pemantauan intensif ini menjadi sangat penting. Selain itu, penetapan skema dua tahap operasional ini juga bertujuan untuk memaksimalkan penempatan personel dan sumber daya yang tersedia.

Kakorlantas juga menekankan pentingnya perencanaan perjalanan yang matang bagi para pemudik. Pemudik diimbau untuk menentukan rute perjalanan, memperkirakan waktu tempuh, dan merencanakan titik-titik istirahat yang memadai. Hal ini untuk menghindari penumpukan kendaraan di jalan raya, khususnya di rest area yang berkapasitas terbatas. Para pemudik juga didorong untuk mempertimbangkan alternatif jalur, misalnya dengan keluar dari jalan tol untuk beristirahat dan menikmati kuliner di daerah sekitar, sebelum kembali melanjutkan perjalanan melalui jalan tol.

Korlantas Polri memastikan kesiapannya untuk mengamankan arus mudik di berbagai moda transportasi, termasuk jalan tol, jalan nasional, pelabuhan penyeberangan, dan destinasi wisata. Pemantauan dan pengamanan akan dilakukan secara terintegrasi untuk memastikan keamanan dan kenyamanan perjalanan masyarakat. Data dari traffic counting yang dikumpulkan oleh Jasa Marga dan Kementerian Perhubungan menunjukkan adanya pergeseran pola perjalanan mudik tahun lalu. Tercatat penurunan jumlah pemudik yang melalui jalan tol sebesar 6,1 persen, namun peningkatan pengguna jalur arteri. Sementara itu, angka kecelakaan lalu lintas secara keseluruhan menurun 8 persen, namun terdapat peningkatan fatalitas kecelakaan di jalan tol. Melihat tren ini, Korlantas akan meningkatkan upaya preventif dan edukatif, bekerjasama dengan berbagai stakeholder terkait, untuk meminimalisir risiko kecelakaan selama periode mudik Lebaran.