Masjid Pesucinan Gresik: Jejak Sejarah Awal Penyebaran Islam di Jawa
Masjid Pesucinan Gresik: Jejak Sejarah Awal Penyebaran Islam di Jawa
Masjid Syekh Maulana Malik Ibrahim, yang lebih dikenal sebagai Masjid Pesucinan di Desa Leran, Kecamatan Manyar, Gresik, Jawa Timur, menyimpan sejarah panjang dan signifikan dalam perkembangan Islam di Pulau Jawa. Keberadaannya yang dipercaya sebagai salah satu masjid tertua di Jawa, menjadikannya situs bersejarah yang sarat makna, mempertahankan otentisitas arsitektur dan elemen-elemen penting sejak masa pendiriannya.
Bangunan masjid yang terletak di Dusun Pesucinan ini masih menunjukkan ciri khas arsitektur masa lalu. Salah satu yang paling menonjol adalah sebuah kolam kuno, berukuran 3x3 meter dengan kedalaman sekitar 2,5 meter, yang konon telah ada sejak zaman Sunan Maulana Malik Ibrahim. Kolam yang terletak di dalam area masjid ini, awalnya berada di luar bangunan utama, sebelum dilakukan pemugaran dan perluasan beberapa kali. Meskipun telah mengalami beberapa renovasi, termasuk renovasi besar pada akhir tahun 2023, pihak takmir masjid memastikan bahwa bentuk orisinil bangunan tetap dipertahankan. Keberadaan kolam ini, yang dulunya merupakan tempat wudhu utama (Pesucinan), menjadi bukti autentik dari sejarah masjid ini.
Ketua Takmir Masjid Syekh Maulana Malik Ibrahim, Mushollin, menjelaskan lebih lanjut mengenai asal-usul masjid ini. Ia menceritakan bahwa Sunan Maulana Malik Ibrahim, pada awal abad ke-14 atau akhir abad ke-13, tiba di Pelabuhan Leran – yang kala itu merupakan pelabuhan kecil di sebelah barat masjid – bersama para santri dan pengawalnya. Setelah melaksanakan salat istikarah, beliau mendirikan masjid ini sebagai tempat ibadah dan membangun sebuah asrama pondok di sebelah baratnya. Nama Pesucinan sendiri berasal dari fungsi awal kolam tersebut sebagai tempat bersuci sebelum melaksanakan ibadah.
Selain kolam kuno, masjid ini juga masih menyimpan jejak-jejak bangunan lama, termasuk sisa-sisa langgar kecil di dalam masjid yang hingga kini dilestarikan. Kompleksitas sejarah yang terpatri dalam setiap bagian bangunan masjid ini menjadikannya tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai museum hidup yang menyimpan catatan perjalanan dakwah Islam di Jawa. Kompleksitas arsitektur yang menyatu dengan sejarah, menjadikan Masjid Pesucinan sebagai bukti nyata tentang bagaimana Islam berakar dan berkembang di tanah Jawa, mencerminkan perpaduan antara kepercayaan spiritual dan kearifan lokal.
Lebih dari sekadar tempat ibadah, Masjid Pesucinan Gresik mewakili sebuah warisan budaya dan sejarah yang tak ternilai harganya. Upaya pelestarian yang dilakukan oleh pihak takmir masjid patut diapresiasi, agar generasi mendatang dapat terus belajar dan mengapresiasi sejarah penting dalam perjalanan Islam di Nusantara. Keberadaan masjid ini sebagai situs sejarah sekaligus tempat ibadah, menjadikan Masjid Pesucinan sebagai destinasi yang layak dikunjungi dan dipelajari, untuk memahami jejak langkah para ulama dalam menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa.
Lebih lanjut, upaya pelestarian Masjid Pesucinan juga harus menjadi inspirasi bagi upaya pelestarian situs-situs sejarah Islam lainnya di Indonesia. Pemeliharaan situs bersejarah tak hanya penting untuk mengingat masa lalu, tetapi juga untuk membangun pemahaman yang lebih kuat tentang identitas dan kebudayaan bangsa.