Pencarian Korban Banjir Bandang Mamasa: Satu Jenazah Ditemukan, Satu Anak Masih Hilang

Pencarian Korban Banjir Bandang Mamasa: Satu Jenazah Ditemukan, Satu Anak Masih Hilang

Tim gabungan pencarian dan penyelamatan (SAR) berhasil menemukan satu jenazah korban banjir bandang yang menerjang Desa Lambanan, Kecamatan Mamasa, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat. Korban yang berhasil diidentifikasi bernama Daktu Lakbi (64), ditemukan dalam kondisi terlentang di antara bebatuan di muara Sungai Talambai pada Senin (17/3/2025). Penemuan jasad tersebut mengakhiri pencarian yang intensif dilakukan sejak insiden yang terjadi pada Sabtu (15/3/2025) lalu, di mana Daktu Lakbi dan cucunya, Aprilia (5), terseret arus sungai yang meluap tiba-tiba.

Kepala Kantor Basarnas Sulawesi Barat, Mahmud, menjelaskan proses pencarian yang melibatkan pemantauan udara menggunakan drone thermal. Teknologi ini terbukti efektif dalam mendeteksi keberadaan korban di tengah kondisi medan yang sulit. "Petugas berhasil menemukan korban atas nama Daktu Lakbi (64) berkat pemantauan udara menggunakan drone thermal," ujar Mahmud dalam keterangan resminya. Setelah ditemukan, jenazah Daktu Lakbi diserahkan kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mamasa untuk proses selanjutnya.

Namun, upaya pencarian belum sepenuhnya membuahkan hasil. Cucu Daktu Lakbi, Aprilia (5), masih dinyatakan hilang. Tim SAR gabungan telah memperluas area pencarian, dengan menyisir secara manual sepanjang bantaran sungai dan tetap menggunakan drone untuk pemantauan dari udara. Upaya ini dilakukan untuk memastikan tidak ada satupun korban yang terlewatkan. "Proses pencarian Aprilia (5) akan dilanjutkan dengan memperluas area pencarian, baik secara manual maupun udara," tegas Mahmud. Tim SAR berharap cuaca cerah mendukung efektifitas pencarian agar Aprilia dapat segera ditemukan.

Insiden yang menimpa Daktu Lakbi dan cucunya terjadi saat keduanya mandi di sungai. Banjir bandang yang datang secara tiba-tiba akibat meluapnya muara sungai langsung menerjang mereka, menyeret keduanya ke aliran sungai yang deras. Kondisi arus sungai yang deras dan berbahaya memaksa tim SAR untuk mengutamakan pemantauan udara dengan drone thermal guna melacak jejak kedua korban. Tim SAR telah menyisir muara sungai dari hulu hingga beberapa kilometer ke hilir dalam upaya menemukan keduanya. Keberhasilan menemukan jenazah Daktu Lakbi menjadi titik terang, namun harapan untuk menemukan Aprilia (5) dengan selamat masih tetap terjaga.

Kejadian ini kembali mengingatkan akan pentingnya kewaspadaan terhadap potensi bencana alam, terutama di wilayah yang rawan banjir bandang. Semoga upaya pencarian Aprilia dapat segera membuahkan hasil dan keluarga korban dapat segera menemukan kepastian.