Penurunan Tajam IHSG: Dinamika Global dan Jual Bersih Asing Jadi Faktor Utama, Kata BEI

Penurunan Tajam IHSG: Analisis BEI dan DPR

Pada Selasa, 18 Maret 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan signifikan, mencapai 6.076 poin atau melemah 6,12%, sebelumnya sempat terjadi suspensi perdagangan seiring penurunan IHSG lebih dari 5%. Peristiwa ini memicu spekulasi mengenai dampak kebijakan pemerintah terhadap pasar modal, ditandai dengan pemangkasan rating oleh beberapa lembaga pemeringkat. Namun, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman, memberikan penjelasan yang berbeda.

Iman Rachman menekankan bahwa penurunan IHSG bukan semata-mata akibat kebijakan pemerintah, melainkan lebih disebabkan oleh dinamika ekonomi global dan aksi jual bersih asing (net sell) yang masif. Ia menjelaskan bahwa pergerakan IHSG merupakan akumulasi berbagai faktor, termasuk fundamental perusahaan, kondisi ekonomi domestik, dan ketidakpastian global. "Penurunan ini sudah terlihat sejak minggu lalu," kata Iman, menunjuk pada faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi pasar saham Indonesia. Lebih lanjut, beliau menjelaskan bahwa persepsi pasar terhadap kondisi bursa efek juga memiliki peran penting dalam membentuk pergerakan IHSG. Data perdagangan sesi I menunjukkan volume transaksi mencapai 16,61 miliar dengan nilai Rp 10,30 triliun, dengan 67 saham menguat, 616 saham melemah, dan 166 saham stagnan.

Analisis Lebih Dalam:

  • Data perdagangan sesi I: IHSG bergerak di rentang 6.146 hingga 6.465, dibuka pada level 6.458, dan ditutup pada 6.076. Jumlah frekuensi perdagangan mencapai 893.608 kali.
  • Tren Penurunan: Penurunan IHSG telah terjadi secara bertahap, dengan penurunan 1,81% (dari 6.636 menjadi 6.515) pada periode 10-14 Maret 2025. Jual bersih investor asing pada Jumat, 14 Maret 2025, mencapai Rp 1,77 triliun, menambah total jual bersih sepanjang tahun 2025 menjadi Rp 26,04 triliun.
  • Tanggapan DPR: Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, melakukan kunjungan ke BEI untuk memantau situasi dan memberikan dukungan kepada pelaku pasar modal. Dasco menekankan bahwa penurunan IHSG bukanlah hal yang baru dan pernah terjadi sebelumnya, seperti pada masa pandemi COVID-19. Ia juga menyatakan komitmen DPR untuk mendukung stabilitas pasar modal dan memastikan pemerintah mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasi situasi ini.

Kesimpulannya, penurunan tajam IHSG merupakan fenomena kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Meskipun adanya kekhawatiran akan dampak kebijakan pemerintah, BEI menekankan peran signifikan dinamika global dan aksi jual bersih asing sebagai penyebab utama penurunan tersebut. Dukungan dari DPR untuk menjaga stabilitas pasar modal juga memberikan sinyal positif dalam menghadapi tantangan ini. Perlu pemantauan dan analisis lebih lanjut untuk memahami dampak jangka panjang dari peristiwa ini terhadap perekonomian Indonesia.