Investigasi Dugaan Keracunan Massal Akibat Konsumsi Rice Ball di Bantul

Investigasi Dugaan Keracunan Massal Akibat Konsumsi Rice Ball di Bantul

Sejumlah 24 warga di Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengalami gejala keracunan makanan setelah menyantap rice ball pada acara buka puasa bersama di Masjid Jodog, Sabtu (15/3/2025). Gejala yang dialami para korban meliputi mual, muntah, dan diare, mulai muncul pada Minggu (16/3/2025) dan dilaporkan ke Puskesmas Pandak pada Senin (17/3/2025) sore. Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul (Dinkes Bantul) saat ini tengah melakukan investigasi menyeluruh untuk mengidentifikasi penyebab pasti dari kejadian tersebut.

Kepala Dinkes Bantul, Agus Tri Widiyantara, menjelaskan bahwa rice ball yang dikonsumsi warga tersebut terdiri dari nasi, telur dadar, dan ayam. Dari total 24 korban, 10 orang menjalani perawatan jalan di Puskesmas Pandak, sementara 11 lainnya dirawat inap di Rumah Sakit UII. Kondisi para korban bervariasi, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Pihak Dinkes Bantul hingga kini masih terus melakukan tracing dan mengumpulkan informasi lebih lanjut dari para korban dan pihak terkait.

Salah satu kendala yang dihadapi tim investigasi adalah keterlambatan laporan kejadian. Jarak waktu antara konsumsi rice ball dan laporan kejadian yang mencapai dua hari, menyulitkan pengambilan sampel makanan untuk uji laboratorium. Meskipun demikian, Dinkes Bantul masih berupaya mengumpulkan sampel muntahan dari beberapa korban sebagai upaya alternatif untuk mengidentifikasi sumber kontaminasi.

"Kendala utama kita adalah keterlambatan laporan. Sampel makanan sulit didapatkan karena sudah lewat dua hari. Kita berupaya mendapatkan sampel muntahan sebagai alternatif," ungkap Agus Tri Widiyantara saat dihubungi awak media, Selasa (18/3/2025). "Proses investigasi masih terus berlangsung dan kami berkomitmen untuk mengungkap penyebab pasti dari kejadian ini."

Sebagai langkah antisipasi, Dinkes Bantul mengimbau masyarakat untuk senantiasa memperhatikan aspek kebersihan dan keamanan pangan. Hal ini meliputi kebersihan bahan baku makanan, peralatan masak, hingga proses penyajian. Ketelitian dan kepatuhan terhadap standar higiene sangat krusial untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali.

Selain itu, Dinkes Bantul juga akan meningkatkan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya keamanan pangan dan langkah-langkah pencegahan keracunan makanan. Pihaknya berjanji akan segera merilis hasil investigasi dan langkah-langkah tindak lanjut setelah proses penyelidikan selesai.

Daftar tindakan yang telah dan akan dilakukan Dinkes Bantul:

  • Melakukan tracing kepada seluruh korban dan pihak terkait.
  • Mengumpulkan informasi dan keterangan dari para korban.
  • Mengupayakan pengambilan sampel muntahan untuk uji laboratorium.
  • Melakukan investigasi di lokasi kejadian (Masjid Jodog).
  • Menganalisis hasil investigasi untuk menentukan penyebab keracunan.
  • Melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terkait keamanan pangan.
  • Memberikan rekomendasi untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.