Pramono Anung Akan Tempati Rumah Dinas Gubernur DKI Jakarta: Sejarah Bangunan dan Alasan Keputusan
Pramono Anung Akan Tempati Rumah Dinas Gubernur DKI Jakarta: Sejarah Bangunan dan Alasan Keputusan
Rumah dinas Gubernur DKI Jakarta di Jalan Taman Suropati Nomor 7, Menteng, Jakarta Pusat, yang merupakan bangunan bersejarah dengan arsitektur kolonial yang megah, kembali menjadi sorotan publik. Hal ini menyusul keputusan Pramono Anung, Menteri Sekretaris Negara, untuk menempati rumah tersebut setelah sekian lama kosong. Bangunan bercat putih ini, dengan pilar-pilar tinggi dan atap curam bergaya kolonial, berdiri kokoh di tengah halaman luas yang rimbun. Plang di halaman depan menegaskan statusnya sebagai milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dengan nomor barang yang tertera.
Pantauan di lokasi menunjukkan kondisi rumah yang terawat baik. Jendela-jendela besar dengan daun jendela kayu menambah pesona arsitekturnya. Keasrian lingkungan sekitar rumah dinas terasa kontras dengan hiruk pikuk Ibu Kota. Kedekatan lokasi dengan kediaman Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum PDI-P, di Jalan Teuku Umar, hanya sekitar 650 meter, juga menjadi catatan menarik. Proses pemindahan barang-barang, termasuk furnitur seperti sofa, telah terlihat dimulai.
Salah seorang petugas keamanan mengungkapkan sejarah hunian rumah dinas ini. Djarot Syaiful Hidayat, mantan Gubernur DKI Jakarta, adalah penghuni terakhir pada tahun 2017. Gubernur-gubernur setelahnya, Basuki Tjahaja Purnama dan Anies Baswedan, memilih tidak menempati rumah dinas tersebut, meskipun Anies sempat menggunakannya untuk isolasi mandiri saat terpapar Covid-19. Petugas keamanan juga menjelaskan denah rumah. Lantai satu difungsikan sebagai ruang tamu untuk menerima tamu resmi, sementara lantai dua terdiri dari empat kamar tidur untuk keluarga gubernur. Ruangan belakang digunakan untuk ajudan dan petugas keamanan dari berbagai instansi, termasuk Pemadam Kebakaran, Satpol PP, dan Dishub. Area parkir yang luas mampu menampung hingga tujuh mobil dan sekitar 15 sepeda motor. Proses pengecatan dan pembersihan telah selesai dilakukan, namun waktu kepindahan Pramono Anung masih belum pasti, kemungkinan setelah Lebaran 2025.
Keputusan Pramono Anung untuk menempati rumah dinas ini terbilang unik. Sepanjang kariernya sebagai pejabat negara selama 25 tahun, ia telah mendapatkan fasilitas rumah dinas sebanyak lima kali, namun belum pernah menempati satupun. Ia mengungkapkan bahwa keputusan ini didorong oleh istrinya, Endang Nugrahani, yang secara tiba-tiba menyarankan untuk menempati rumah dinas Gubernur DKI Jakarta. Pramono sendiri mengaku terkejut dengan usulan tersebut, mengingat istrinya selama ini tidak pernah menginginkan tinggal di rumah dinas. Setelah meninjau langsung kondisi rumah dinas, ia akhirnya memutuskan untuk menempati rumah tersebut setelah perayaan Lebaran.
Rincian Fasilitas Rumah Dinas:
- Arsitektur Kolonial
- Halaman Luas dan Taman Rimbun
- Jendela Besar dengan Daun Jendela Kayu
- Lantai 1: Ruang Tamu Resmi
- Lantai 2: Empat Kamar Tidur
- Ruang Belakang: Ajudan dan Petugas Keamanan
- Area Parkir Luas (7 mobil, 15 motor)