Perjuangan Suki, Seorang Penyintas Epilepsi dari Kediri: Kisah Inspiratif di Balik Air Mata Delyma

Perjuangan Suki, Seorang Penyintas Epilepsi dari Kediri: Kisah Inspiratif di Balik Air Mata Delyma

Delyma Asyndar, seorang perempuan berusia 54 tahun dan penyintas epilepsi, terisak mengenang Suki, seorang perempuan muda asal Kediri yang berjuang melawan epilepsi dan kanker. Kisah Suki, yang telah meninggal dunia pada usia 27 tahun di tahun 2023, menjadi bukti nyata kegigihan dan semangat pantang menyerah dalam menghadapi penyakit. Pertemuan Delyma dan Suki berawal dari komunitas epilepsi ODE Jatim yang didirikan Delyma bersama lima temannya pada tahun 2014. Komunitas ini berfokus pada sosialisasi tentang epilepsi, menepis stigma negatif, dan mendorong penyintas epilepsi untuk tetap berkarya dan produktif.

Suki bergabung dengan ODE Jatim pada tahun 2018 atas rekomendasi dokter. Selama hampir 15 tahun menderita epilepsi tanpa perawatan memadai, Suki akhirnya mendapat kesempatan untuk menjalani pemeriksaan EEG dan MRI di Rumah Sakit Universitas Airlangga, Surabaya, berkat bantuan Delyma. Pemeriksaan tersebut mengungkap adanya tumor otak sebagai penyebab epilepsinya, yang membutuhkan operasi bedah. Namun, kondisi ekonomi keluarga Suki yang kurang mampu menjadi penghalang besar. Delyma, tergerak oleh semangat Suki, berinisiatif mengumpulkan donasi dari para dokter dan sesama penyintas epilepsi untuk membiayai operasi tersebut.

Jalan menuju kesembuhan Suki ternyata penuh liku. Proses penjadwalan operasi di RSUD dr. Soetomo Surabaya yang panjang, memakan waktu hingga enam bulan. Namun, takdir berkata lain. Selama masa penantian operasi, Suki didiagnosis menderita kanker lipoma stadium III. Kondisi ini semakin diperparah dengan pandemi Covid-19 yang menghentikan sementara pengobatan Suki dan memaksanya kembali ke Kediri untuk perawatan mandiri. Meskipun demikian, Suki tetap tegar dan bersemangat menjalani kemoterapi. Namun, setelah empat kali menjalani kemoterapi, kondisi kesehatannya semakin memburuk. Tubuhnya kurus, rambutnya rontok, dan bibirnya pucat. Namun, senyuman dan semangatnya untuk sembuh tak pernah padam.

Tragisnya, operasi epilepsi yang akhirnya dijadwalkan kembali ditolak rumah sakit karena kondisi kanker Suki yang semakin parah. Suki akhirnya menyerah pada penyakitnya di usia 27 tahun. Delyma menggambarkan Suki sebagai sosok yang sangat ramah dan selalu terbuka berbagi tentang kondisi kesehatannya. Selama lima tahun berjuang melawan penyakitnya, Suki berjuang sendirian tanpa dukungan penuh dari keluarganya. Kisah Suki ini menjadi pembelajaran berharga bagi Delyma dan komunitas ODE Jatim. Delyma bertekad untuk terus menginspirasi penyintas epilepsi lainnya agar tidak menyerah pada penyakit dan berdamai dengan kondisi mereka. Ia juga berharap para orangtua dengan anak penyintas epilepsi untuk lebih terbuka, jujur, dan tidak malu menerima kondisi tersebut. Kisah Suki menjadi bukti nyata bahwa epilepsi bukanlah akhir dari segalanya, dan semangat untuk hidup dapat mengalahkan segala rintangan.