Antisipasi Kemacetan Arus Mudik 2025: Strategi One Way Lokal dan Program Pemerintah
Antisipasi Kemacetan Arus Mudik 2025: Strategi One Way Lokal dan Program Pemerintah
Puncak arus mudik Lebaran Idul Fitri 1446 H diprediksi akan terjadi pada Kamis, 27 Maret 2025. Mengantisipasi potensi kemacetan besar-besaran, pemerintah telah menyiapkan berbagai strategi, termasuk program pendukung seperti work from anywhere (WFA), penyesuaian jadwal libur sekolah, dan pemberian diskon tarif tol. Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol. Ribut Hari Wibowo, menekankan pentingnya pemanfaatan program-program ini oleh masyarakat agar arus mudik dapat terdistribusi merata dan menghindari penumpukan kendaraan di satu waktu dan tempat tertentu. "Program-program ini bertujuan untuk memberikan keleluasaan kepada masyarakat dalam menentukan waktu mudik dan balik," jelas Irjen Pol. Ribut Hari Wibowo dalam konfirmasi pers, Kamis (19/3/2025). Langkah ini diharapkan dapat mencegah konsentrasi arus kendaraan pada puncak mudik.
Selain program pemerintah, Kepolisian Daerah Jawa Tengah (Polda Jateng) juga telah mempersiapkan berbagai rekayasa lalu lintas untuk memastikan kelancaran arus mudik. Rekayasa lalu lintas ini mencakup penerapan strategi one way nasional dan, yang lebih krusial, one way lokal yang bersifat situasional. "Keseluruhan jalur dan perangkat pendukung telah disiapkan dengan matang," tegas Kapolda Jateng. Penerapan one way lokal ini akan menjadi kunci dalam mengurai kemacetan di titik-titik tertentu yang rawan kepadatan.
Direktorat Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Jateng, Kombes Pol. Sonny Irawan, menjelaskan kriteria penerapan one way lokal. Penerapannya akan didasarkan pada indikator-indikator objektif di lapangan, bukan secara tiba-tiba atau asal-asalan. Indikator-indikator tersebut meliputi:
- Traffic Accounting: Jumlah kendaraan yang masuk di Gerbang Tol (GT) Kalikangkung akan menjadi penentu utama. Jika jumlah kendaraan mencapai 3.000 unit selama tiga jam berturut-turut, atau bahkan mencapai 4.000 unit, one way lokal akan diberlakukan.
- Volume Capacity Ratio: Perbandingan antara volume lalu lintas dan kapasitas jalan juga akan menjadi pertimbangan penting. Hal ini bertujuan untuk memastikan jalan raya tidak kelebihan kapasitas dan menyebabkan kemacetan.
- Monitoring GT Cikampek Utama: Sebagai rujukan tambahan, jumlah kendaraan yang masuk GT Cikampek Utama (Cikatama) juga akan dipantau. Jika mencapai 8.000 kendaraan per jam, ini menjadi sinyal kuat untuk mempersiapkan one way lokal di Tol Dalam Kota Semarang.
Penerapan one way lokal di Jateng kali ini akan mencakup ruas jalan tol dari Kalikangkung hingga Bawen, bahkan sampai Tingkir, tergantung pada kondisi kepadatan lalu lintas di lapangan. Polda Jateng berkomitmen untuk menerapkan strategi yang tepat dan efektif untuk memastikan keselamatan dan kelancaran arus mudik Lebaran 2025. Semua upaya ini bertujuan untuk meminimalisir potensi kemacetan dan memberikan pengalaman mudik yang aman dan nyaman bagi seluruh pemudik.