Menanamkan Nilai Kebaikan pada Anak: Momentum Ramadhan dan Implementasinya Sepanjang Tahun

Menanamkan Nilai Kebaikan pada Anak: Momentum Ramadhan dan Implementasinya Sepanjang Tahun

Bulan Ramadhan, bulan suci penuh berkah, tak hanya menjadi waktu untuk meningkatkan ibadah spiritual bagi umat muslim, tetapi juga momentum ideal bagi orang tua untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan pada anak-anak. Namun, penting untuk diingat bahwa pembelajaran kebaikan ini bukan semata-mata kegiatan musiman yang berakhir seiring datangnya Lebaran. Sebaliknya, Ramadhan hendaknya menjadi pendorong untuk membentuk karakter anak yang berbudi luhur dan berkelanjutan. Damar Wahyu Wijayanti, seorang Certified Positive Discipline Parents, menekankan pentingnya memanfaatkan momentum Ramadhan untuk memperteguh nilai-nilai kebaikan tersebut, sehingga kebaikan tersebut menjadi bagian integral dari kehidupan anak, bukan sekadar kebiasaan sementara.

Dalam sebuah acara bertajuk Taro Hunt Ramadan (THR): Petualangan Berburu Kebaikan di Kuningan City Mall, Jakarta Selatan, Sabtu (15/3/2025), Damar menjelaskan, "Sebenarnya, melakukan kebaikan bukan hanya di bulan Ramadhan. Momentum ini menjadi kesempatan untuk mengasah dan mempertajam pemahaman anak terhadap kebaikan, agar mereka mampu mengamalkannya secara konsisten setelah Ramadhan berakhir." Ia menyarankan agar orang tua menjelaskan pada anak bahwa Ramadhan merupakan periode pembelajaran berharga tentang kebaikan, yang akan memberikan landasan kuat untuk perilaku positif di masa mendatang. Dengan demikian, anak-anak akan terbiasa berbuat baik dan meneruskan kebiasaan tersebut setelah bulan Ramadhan berakhir.

Agar nilai-nilai kebaikan tersebut tertanam kuat dan berkelanjutan, orang tua perlu menciptakan berbagai kesempatan bagi anak untuk berlatih dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat dilakukan melalui beberapa cara, antara lain:

  • Melibatkan anak dalam aktivitas keluarga: Memberikan tanggung jawab rumah tangga seperti membantu merawat hewan peliharaan atau membantu pekerjaan rumah tangga ringan dapat membangun rasa tanggung jawab dan kepedulian. Ini merupakan langkah awal yang efektif untuk menanamkan nilai kebaikan dalam lingkup terdekat, yaitu keluarga.
  • Berbagi dengan sesama: Ajaklah anak berpartisipasi dalam kegiatan berbagi, seperti Jumat Berkah atau kegiatan amal lainnya. Pengalaman berbagi secara langsung akan lebih berkesan dan memotivasi mereka untuk terus berbuat baik.
  • Memberikan contoh teladan: Orang tua perlu menjadi contoh teladan bagi anak-anak. Anak-anak belajar lebih banyak melalui observasi daripada instruksi verbal. Konsistensi orang tua dalam bersikap baik dan peduli akan sangat berpengaruh pada pembentukan karakter anak.
  • Memberikan kesempatan untuk memperbaiki kesalahan: Ketika anak melakukan kesalahan, jangan langsung menghukum. Berikan kesempatan kepada anak untuk memperbaiki kesalahannya dan belajar dari pengalaman tersebut. Proses ini mengajarkan mereka akan pentingnya tanggung jawab dan empati.

Damar menegaskan pentingnya konsistensi orang tua dalam memberikan kesempatan kepada anak untuk menerapkan nilai-nilai kebaikan, bahkan setelah Ramadhan berakhir. Tujuan utama adalah membentuk pribadi anak yang senantiasa berbuat baik dan memiliki karakter mulia di masa depan. "Orangtua harus terus memberikan kesempatan untuk menerapkan nilai-nilai kebaikan pada anak, meskipun Ramadhan telah berlalu," tegasnya. Dengan demikian, Ramadhan tidak hanya menjadi momen untuk beribadah, tetapi juga menjadi titik tolak dalam menumbuhkan generasi penerus yang berakhlak mulia dan peduli terhadap sesama.