Formula E Jakarta: Peluang Night Race di Musim Mendatang Tergantung Negosiasi Kontrak

Formula E Jakarta: Night Race Masih Menjadi Pertimbangan

Usulan penyelenggaraan Jakarta E Prix sebagai balapan malam atau night race masih menjadi pertimbangan serius bagi penyelenggara. Meskipun wacana ini mencuat pasca penyelenggaraan Jakarta E Prix 2023, realisasinya masih bergantung pada negosiasi kontrak baru dengan pihak Formula E Operations. Hal ini diungkapkan oleh Irawan Sucahyono, penasihat Formula E, dalam konfirmasi pada Senin, 17 Maret 2025. Irawan menekankan bahwa penyelenggaraan Jakarta E Prix 2023 merupakan putaran terakhir dari kontrak awal, sehingga perencanaan night race sangat bergantung pada keberlanjutan kerjasama dan perhitungan bisnis yang lebih menyeluruh.

Ia menjelaskan, "Memang harapan kita adalah balapan malam. Namun, ini terkait dengan kontrak baru. Jika kontrak diperpanjang, maka night race menjadi opsi yang lebih layak karena investasi yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan balapan malam dapat tercakup dalam kesepakatan baru. Kontrak sebelumnya memang sudah berakhir," ujarnya. Dengan demikian, masa depan night race di Jakarta masih belum pasti dan bergantung sepenuhnya pada hasil negosiasi kontrak Formula E selanjutnya.

Jakarta E Prix 2025: Gen 3 Evo dan Antisipasi Musim Depan

Jakarta E Prix 2025, yang dijadwalkan pada 21 Juni mendatang, akan menyajikan daya tarik tersendiri. Setelah absen pada tahun 2024 karena faktor politik, ajang balap mobil listrik ini kembali hadir dengan menggunakan mobil generasi terbaru, Gen 3 Evo. Kehadiran Gen 3 Evo bukan hanya sekadar pembaruan, tetapi juga menandai musim terakhir mobil tersebut digunakan dalam ajang Formula E. Musim depan, Formula E akan beralih ke mobil Gen 4 yang diklaim memiliki spesifikasi dan performa yang jauh lebih unggul.

Gen 3 Evo sendiri menawarkan performa yang sangat impresif. Mobil ini mampu mencapai kecepatan puncak hingga 322 km/jam. Spesifikasi teknis lainnya mencakup jarak sumbu roda 2.970 mm, bobot 760 kg, dan motor listrik yang mampu menghasilkan daya maksimum 350 kW dalam mode serangan dan 300 kW dalam mode balap. Sistem penggerak All-Wheel Drive (AWD) dan penggunaan ban Hankook iON semakin menyempurnakan performa mobil ini. Namun, keunggulan Gen 3 Evo ini hanya akan dinikmati pada musim ini saja, karena Formula E akan segera beralih ke generasi mobil yang lebih canggih.

Kehadiran Gen 3 Evo menjadi daya tarik tersendiri bagi penyelenggara dalam menarik minat penonton dan sponsor. Namun, keberhasilan penyelenggaraan Jakarta E Prix secara keseluruhan, termasuk kemungkinan terlaksananya night race di masa depan, sangat bergantung pada hasil negosiasi dan kelanjutan kerjasama dengan Formula E Operations.

Kesimpulan: Masa depan Jakarta E Prix sebagai night race masih belum pasti. Meskipun terdapat minat dan keinginan, realisasinya bergantung pada kesepakatan kontrak baru dengan Formula E Operations. Jakarta E Prix 2025 sendiri akan menjadi ajang yang menarik dengan mobil Gen 3 Evo, meskipun hanya untuk sementara waktu sebelum beralih ke Gen 4 di musim berikutnya.