Prioritaskan Kesejahteraan Warga, Wali Kota Yogyakarta Tolak Mobil Dinas Baru

Prioritaskan Kesejahteraan Warga, Wali Kota Yogyakarta Tolak Mobil Dinas Baru

Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, menunjukkan komitmennya terhadap efisiensi anggaran dan kesejahteraan warga dengan menolak pengadaan mobil dinas baru untuk dirinya dan Wakil Wali Kota. Beliau berpendapat bahwa dana yang dialokasikan untuk pengadaan mobil dinas baru, yang mencapai hampir Rp 3 miliar, dapat digunakan secara lebih efektif dan berdampak langsung pada peningkatan kualitas hidup masyarakat. Keputusan ini mencerminkan perubahan paradigma dalam pengelolaan keuangan daerah, yang menekankan pada prioritas kebutuhan dasar warga. Hasto menekankan pentingnya efisiensi dan efektivitas dalam penyelenggaraan pemerintahan di era 2025.

Alih-alih menggunakan anggaran tersebut untuk fasilitas pribadi, Hasto memilih untuk mengalokasikannya untuk program yang lebih bermanfaat bagi masyarakat. Beliau berinisiatif untuk merefokuskan anggaran tersebut guna pengadaan gerobak sampah untuk seluruh RW di wilayah Kota Yogyakarta. Dengan dana sekitar Rp 3 miliar, diproyeksikan dapat dibeli sekitar 600 unit gerobak sampah, dengan perkiraan harga Rp 5 juta per unit. Langkah ini menunjukkan komitmen Wali Kota untuk meningkatkan kualitas kebersihan lingkungan dan pelayanan publik di Kota Yogyakarta.

Bukan hanya menolak pengadaan mobil dinas baru, Hasto juga menolak fasilitas lain seperti pengadaan mebel dan tempat tidur baru. Beliau menegaskan bahwa fasilitas yang sudah ada masih dalam kondisi baik dan layak digunakan. Sikap ini menggarisbawahi komitmennya untuk menghindari pemborosan anggaran dan mengutamakan efisiensi dalam penggunaan sumber daya. Mobil dinas lama, mebel, dan tempat tidur yang masih berfungsi optimal dianggap cukup memadai, menunjukkan bahwa prioritas utama beliau adalah melayani masyarakat dengan sebaik-baiknya daripada mengedepankan kepentingan pribadi. Hasto menegaskan bahwa penghematan ini selaras dengan semangat perubahan mindset dalam penyelenggaraan pemerintahan yang lebih efektif dan efisien.

Dengan mengambil keputusan yang berani dan berorientasi pada kepentingan publik, Hasto Wardoyo memberikan contoh nyata bagaimana seorang pemimpin daerah dapat memprioritaskan kebutuhan masyarakat di atas kepentingan pribadi. Penolakan terhadap pengadaan mobil dinas baru dan fasilitas lainnya bukan hanya sebuah tindakan simbolik, melainkan sebuah komitmen nyata untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih, transparan, dan berorientasi pada kesejahteraan rakyat. Keputusan ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi pemerintah daerah lain dalam mengelola anggaran dan mengutamakan kepentingan rakyat.