Warga Jakarta Garden City Geram Akibat Polusi Bau dari RDF Rorotan, Aksi Protes Akan Digelar

Polusi Bau Mengganggu, Warga JGC Berencana Gelar Demonstrasi Menuntut Penutupan RDF Rorotan

Jakarta - Bau menyengat yang diduga berasal dari fasilitas Refuse Derived Fuel (RDF) Rorotan, Jakarta Utara, telah menjadi momok bagi ribuan warga Perumahan Jakarta Garden City (JGC), Cakung, Jakarta Timur. Keluhan demi keluhan terus bermunculan, dengan puncaknya adalah rencana aksi demonstrasi yang akan digelar dalam waktu dekat.

Menurut Wahyu Andre Maryono, Ketua RT 18 RW 14 Klaster Shinano, JGC, dampak polusi bau ini sangat signifikan. Bau yang tercium bervariasi, mulai dari bau busuk sampah, kotoran manusia dan hewan, hingga aroma sabun yang bercampur menjadi satu. Kondisi ini diperparah dengan kemunculan asap hitam dari RDF Rorotan yang semakin mengganggu kualitas udara dan kesehatan warga.

"Kami sudah tidak tahan lagi dengan bau ini. Sangat mengganggu aktivitas sehari-hari dan kesehatan kami," ungkap Wahyu saat ditemui di JGC, Senin (17/3/2025).

Dampak Luas dan Korban ISPA

Wahyu mengungkapkan bahwa dampak polusi bau ini dirasakan oleh sekitar 25.000 warga JGC yang tersebar di 18 RT dan 20 klaster. Sembilan klaster yang paling terdampak adalah Shinano, Mahakam, Savoy, La Seine, Yarra, South Thames, North Thames, South Mississippi, dan North Mississippi. Bahkan, aroma tidak sedap ini juga tercium hingga wilayah Bekasi, tepatnya di Perumahan Tambun Permata Pusaka Rakyat Harapan Indah yang berjarak lebih dekat ke RDF Rorotan.

"Kami mendapat laporan dari warga Pusaka Rakyat bahwa mereka merasakan bau yang lebih parah karena jaraknya lebih dekat, hanya dipisahkan oleh Banjir Kanal Timur (BKT)," jelas Wahyu.

Lebih lanjut, Wahyu menyebutkan bahwa beberapa warga JGC telah menjadi korban Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) akibat polusi udara ini. Salah satunya adalah seorang anak kecil berusia 7-8 tahun yang tinggal di Klaster Shinano dan seorang ibu di Klaster Mahakam.

Aksi Protes dan Kekecewaan Warga

Sebagai bentuk protes, warga JGC sebelumnya telah memasang spanduk di sepanjang BKT dan Jalan Cakung-Cilincing dekat area RDF Rorotan. Namun, spanduk tersebut dicopot oleh Satpol PP dengan alasan dianggap provokatif. Tindakan ini membuat warga merasa dikekang dan tidak didengar aspirasinya.

"Kami merasa dibungkam. Padahal, kami sudah berulang kali berdiskusi dengan Dinas Lingkungan Hidup dan pengelola RDF, tetapi tidak ada solusi yang konkret," keluh Wahyu.

Rencana Demonstrasi Besar-besaran

Kekecewaan yang memuncak mendorong warga JGC, Rorotan, dan Bekasi untuk menggelar aksi demonstrasi di depan RDF Rorotan pada Jumat (21/3/2025). Aksi ini bertujuan untuk menolak keberadaan RDF Rorotan yang dinilai tidak memberikan manfaat dan justru merugikan kesehatan serta kenyamanan warga.

"Kami berharap RDF Rorotan ditutup. Lebih baik lahan tersebut dimanfaatkan untuk hal yang lebih bermanfaat bagi warga sekitar, seperti dapur makan gizi gratis," tegas Wahyu.

Diperkirakan lebih dari 500 warga akan ambil bagian dalam aksi demonstrasi ini. Mereka berharap pemerintah daerah segera mengambil tindakan tegas untuk mengatasi masalah polusi bau yang telah lama menghantui kehidupan mereka.

Berikut poin-poin tuntutan warga:

  • Penutupan permanen RDF Rorotan.
  • Evaluasi menyeluruh terhadap dampak lingkungan dan kesehatan dari RDF Rorotan.
  • Penyediaan fasilitas kesehatan dan kompensasi bagi warga yang terdampak ISPA.
  • Transparansi dan partisipasi publik dalam pengelolaan sampah di Jakarta.

Aksi demonstrasi ini diharapkan dapat menjadi titik balik dalam penanganan masalah sampah di Jakarta dan memberikan solusi yang berkelanjutan bagi warga yang terdampak polusi udara.