Lebaran di Jawa: Perjumpaan Keluarga dan Eksplorasi Wisata di Malang-Yogyakarta

Lebaran di Jawa: Perjumpaan Keluarga dan Eksplorasi Wisata di Malang-Yogyakarta

Tahun 2024 menjadi momen istimewa bagi sebuah keluarga yang tersebar di berbagai kota di Pulau Jawa. Tradisi mudik yang biasanya terpusat di Pontianak, Kalimantan, tahun ini berubah haluan. Orang tua memutuskan untuk merayakan Idul Fitri di Pulau Jawa, sebuah keputusan yang membawa kehangatan dan petualangan baru.

Kisah ini bermula dari seorang mahasiswa rantau di Bogor, yang menjalani tahun pertamanya jauh dari keluarga. Keputusan merantau memang berat, namun semangat untuk mandiri dan mengejar ilmu mengalahkan kerinduan akan kampung halaman. Tantangan adaptasi budaya dan tekanan akademik menjadi warna tersendiri dalam perjalanan hidupnya.

Kehangatan Malang

Perayaan Lebaran dimulai di Malang, di rumah sang tante. Kedatangan disambut dengan pelukan hangat dan senyum ceria. Rumah itu menjadi pusat berkumpulnya keluarga besar dari pihak ayah. Canda tawa, obrolan hangat, dan aroma masakan khas Lebaran memenuhi ruangan, menciptakan suasana nostalgia yang tak ternilai harganya. Salat Idulfitri bersama di masjid dekat rumah menjadi pembuka hari yang penuh berkah. Sungkeman, tradisi saling memohon maaf dan memberikan doa, menjadi momen yang mengharukan. Melihat sepupu-sepupu yang telah beranjak dewasa, menyadarkan akan berharganya waktu dan kebersamaan keluarga.

Petualangan di Yogyakarta

Setelah dua hari menikmati kebersamaan di Malang, perjalanan dilanjutkan ke Yogyakarta. Selain berziarah ke makam kakek dan nenek, tujuan utama adalah menjelajahi keindahan kota gudeg ini. Taman Sari Water Castle menjadi destinasi pertama, sebuah bangunan bersejarah yang memukau dengan arsitektur khas Jawa yang berpadu dengan sentuhan Portugis. Lorong-lorong bawah tanah menyimpan cerita masa lalu, sementara kolam pemandian yang terawat membangkitkan imajinasi tentang kejayaan Kerajaan Mataram. Momen ini menjadi ajang mempererat hubungan dengan sepupu, yang jarang bertemu.

Air Terjun Tumpak Sewu menjadi destinasi selanjutnya. Perjalanan menuju air terjun ini memakan waktu beberapa jam dari pusat kota, namun rasa lelah terbayar lunas dengan pemandangan spektakuler. Air terjun ini menyerupai miniatur Air Terjun Niagara. Jalur trekking menuju dasar air terjun sangat menantang, dengan jalanan terjal, curam, dan berliku-liku. Namun, perjuangan itu sepadan dengan keindahan yang menanti di bawah. Air yang jernih, deburan air terjun yang dahsyat, dan suasana alam yang asri menciptakan pengalaman yang tak terlupakan.

Kenangan Tak Terlupakan

Perjalanan Lebaran ini memberikan banyak kenangan indah. Kebersamaan dengan keluarga besar, kunjungan ke tempat-tempat bersejarah, petualangan di alam yang menantang, dan ikatan persaudaraan yang semakin erat menjadi bagian tak terpisahkan dari momen ini. Mahasiswa rantau ini merasa bersyukur bisa menciptakan kenangan berharga bersama orang-orang terkasih. Lebih dari itu, perjalanan ini mengajarkan bahwa sejauh apa pun merantau, keluarga tetap menjadi tempat pulang yang sesungguhnya.