Demonstrasi Penolakan RUU TNI di Depan Gedung DPR Memanas: Massa Aksi Berupaya Jebol Pagar
Aksi Unjuk Rasa Menolak RUU TNI di Gedung DPR Memanas
Aksi demonstrasi menolak Rancangan Undang-Undang Tentara Nasional Indonesia (RUU TNI) di depan Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, semakin memanas pada Kamis (20/3/2025). Massa aksi yang berjumlah ratusan orang bertahan di depan gerbang utama kompleks parlemen, berupaya menjebol pagar besi sebagai bentuk protes terhadap pembahasan dan potensi pengesahan RUU tersebut.
Dari pantauan di lokasi kejadian hingga pukul 18.45 WIB, massa aksi terlihat menggunakan tali tambang untuk menarik pagar besi. Usaha tersebut membuahkan hasil, dengan bagian atas pagar besi mulai menunjukkan tanda-tanda kerusakan dan bengkok. Sejumlah demonstran bahkan nekat memanjat pagar besi, meningkatkan tensi aksi. Selain itu, massa juga dilaporkan membongkar pagar beton yang berada di depan gerbang utama DPR RI.
Aparat kepolisian yang berjaga merespons aksi tersebut dengan menyemprotkan water cannon ke arah massa. Sempat terjadi aksi saling dorong dan massa sempat mundur akibat semprotan air. Namun, demonstran kembali merangsek maju, menunjukkan tekad mereka untuk terus menyuarakan penolakan terhadap RUU TNI.
Orator dari mobil komando terus membakar semangat para demonstran dengan seruan-seruan lantang. "Ayo kawan-kawan, satu, dua, tiga, tarik tarik tarik langsung!" teriak sang orator, memimpin massa dalam upaya menjebol pagar.
Hingga berita ini diturunkan, aksi demonstrasi masih berlangsung dan belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Akibat aksi ini, ruas Jalan Gatot Subroto dari arah Senayan menuju Slipi ditutup sementara oleh pihak kepolisian untuk mengantisipasi dampak lebih lanjut dari aksi demonstrasi.
Berikut adalah poin-poin tuntutan yang disuarakan oleh massa aksi:
- Mendesak DPR RI untuk menghentikan pembahasan RUU TNI.
- Menuntut transparansi dalam proses penyusunan RUU TNI.
- Menyerukan partisipasi publik yang lebih luas dalam pembahasan RUU TNI.
- Menolak pasal-pasal dalam RUU TNI yang dianggap kontroversial dan berpotensi melanggar hak asasi manusia.
Situasi terkini di depan Gedung DPR RI masih tegang. Pihak kepolisian terus berupaya mengendalikan massa dan menjaga keamanan. Sementara itu, massa aksi menyatakan akan terus bertahan hingga tuntutan mereka didengar dan dipenuhi oleh pihak DPR RI.