Kekalahan Telak Garuda, Shin Tae-yong Maklumi Minimnya Persiapan Kluivert
Kekalahan Telak Garuda, Shin Tae-yong Maklumi Minimnya Persiapan Kluivert
Tim Nasional Indonesia menelan pil pahit dalam lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia ronde ketiga. Bertanding di Stadion Allianz Sydney, Garuda harus mengakui keunggulan Australia dengan skor telak 5-1. Mantan pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong (STY), turut memberikan komentarnya terkait kekalahan tersebut.
STY, yang hadir dalam acara nonton bareng, menyaksikan bagaimana Australia tampil dominan. Padahal, di pertemuan pertama pada September 2024 di Gelora Bung Karno, Timnas Indonesia asuhan STY mampu menahan imbang Australia dengan skor 0-0. Namun, kali ini, Australia yang dinakhodai oleh Tony Popovic, tampil sangat berbeda dan berhasil membobol gawang Maarten Paes sebanyak lima kali.
Gol-gol Australia dicetak oleh Martin Boyle (18' penalti), Nishan Velupillay (20'), Jackson Irvine (34', 90'), dan Lewis Miller (61'). Indonesia hanya mampu membalas satu gol melalui Ole Romeny pada menit ke-78.
STY menyatakan bahwa para pemain telah bekerja keras sepanjang pertandingan. Ia juga memahami bahwa Patrick Kluivert, pelatih Timnas Indonesia saat ini, tidak memiliki banyak waktu untuk mempersiapkan tim.
"Para pemain bekerja keras. Pressing depan sangat baik, tapi memang tidak banyak waktu untuk latihan. Sepertinya banyak lepas man to man, mungkin itu yang menyebabkan kekalahan ini," ujar STY seperti dilansir dari tayangan KOMPAS TV.
Pelatih asal Korea Selatan tersebut menyayangkan beberapa gol Australia yang tercipta dari situasi set piece. Menurutnya, kurangnya waktu persiapan menjadi kendala utama bagi Kluivert untuk membenahi organisasi permainan tim.
"Sangat disayangkan karena tidak perlu kami kemasukan gol lewat set piece. Mungkin karena pelatih (Patrick Kluivert) tidak punya banyak waktu untuk latihan set piece," jelas STY.
STY juga menyoroti kegagalan Kevin Diks dalam mengeksekusi penalti di awal babak pertama. Menurutnya, jika penalti tersebut berhasil dikonversi menjadi gol, jalannya pertandingan bisa saja berbeda.
"Itu mungkin jadi alasannya (kalah). Memang sebenarnya Indonesia punya peluang bisa cetak gol di awal-awal, sayangnya tidak bisa dimanfaatkan dengan baik, itu jadi salah satu faktor," kata Shin Tae-yong.
Indonesia akan menghadapi Bahrain pada tanggal 25 Maret 2025 di Stadion Gelora Bung Karno Jakarta. STY berharap Timnas Indonesia dapat terus berproses dan berkembang di bawah arahan Patrick Kluivert.
"Kenapa kurang baik dalam organisasi karena ya tidak banyak waktu untuk latihan dan itu juga alasan kenapa kita kemasukkan gol lewat set piece," tuturnya.
Analisis Taktis dan Tantangan Kluivert
Kekalahan telak ini menjadi pekerjaan rumah besar bagi Patrick Kluivert. Minimnya waktu persiapan menjadi faktor krusial yang mempengaruhi performa tim. STY menyoroti kurangnya latihan dalam situasi set piece dan organisasi pertahanan sebagai penyebab utama kebobolan. Selain itu, kegagalan penalti Diks juga menjadi momentum yang memengaruhi mental pemain.
Kluivert perlu segera melakukan evaluasi mendalam dan fokus pada pembenahan organisasi permainan, terutama dalam situasi bertahan. Komunikasi antar pemain juga perlu ditingkatkan untuk meminimalisir kesalahan individu. Pertandingan melawan Bahrain akan menjadi ujian selanjutnya bagi Kluivert untuk membuktikan kemampuannya dalam mengangkat performa Timnas Indonesia.
Pelajaran dari Kekalahan
Kekalahan ini menjadi pelajaran berharga bagi Timnas Indonesia. Evaluasi menyeluruh harus dilakukan untuk mengidentifikasi kelemahan dan mencari solusi yang tepat. Dukungan penuh dari seluruh pihak, termasuk PSSI dan suporter, sangat dibutuhkan untuk membantu Kluivert membangun tim yang solid dan kompetitif. Proses adaptasi dan peningkatan performa membutuhkan waktu dan kesabaran. Semoga Timnas Indonesia dapat bangkit dan meraih hasil yang lebih baik di pertandingan selanjutnya.