Rupiah Tertekan: Dolar AS Sentuh Level Tertinggi di Rp 16.486
Rupiah Tertekan: Dolar AS Sentuh Level Tertinggi di Rp 16.486
Jakarta - Pasar keuangan Indonesia kembali dihadapkan pada tekanan, dengan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang terus melemah. Pada perdagangan pagi hari ini, Jumat (21/3/2025), mata uang Garuda tersebut terperosok hingga menembus level Rp 16.486 per dolar AS, berdasarkan data dari Bloomberg.
Kondisi ini tentu menimbulkan kekhawatiran di kalangan pelaku pasar dan pengamat ekonomi. Pelemahan rupiah yang signifikan dapat memicu berbagai dampak negatif, mulai dari peningkatan biaya impor, inflasi, hingga potensi gangguan terhadap stabilitas ekonomi makro. Faktor-faktor eksternal seperti kebijakan moneter The Federal Reserve (The Fed) dan sentimen risiko global turut memberikan kontribusi terhadap tekanan terhadap rupiah.
Pada pukul 09.05 WIB, data Bloomberg menunjukkan bahwa dolar AS diperdagangkan pada level Rp 16.486, mengalami kenaikan tipis sebesar 1 poin atau 0,01%. Pergerakan ini menunjukkan bahwa tekanan terhadap rupiah masih berlanjut, meskipun tidak terlalu signifikan. Sementara itu, pergerakan dolar AS terhadap mata uang lainnya menunjukkan variasi.
Secara global, dolar AS menunjukkan performa yang beragam terhadap mata uang utama lainnya:
- Menguat Terhadap:
- Yen Jepang: Dolar AS menguat sebesar 0,21% terhadap Yen Jepang, menunjukkan adanya sentimen positif terhadap dolar AS di pasar Asia.
- Franc Swiss: Dolar AS juga mengalami penguatan sebesar 0,07% terhadap Franc Swiss, yang merupakan mata uang safe-haven.
- Melemah Terhadap:
- Dolar Kanada: Dolar AS terpantau melemah cukup signifikan terhadap Dolar Kanada, dengan penurunan sebesar 0,6%. Hal ini bisa jadi disebabkan oleh faktor-faktor spesifik yang mempengaruhi perekonomian Kanada.
- Dolar Hong Kong: Dolar AS juga mengalami pelemahan terhadap Dolar Hong Kong sebesar 0,1%.
- Won Korea: Terakhir, dolar AS melemah tipis terhadap Won Korea sebesar 0,07%.
Data dari Reuters juga menunjukkan tren yang serupa, meskipun dengan angka yang sedikit berbeda. Reuters mencatat bahwa dolar AS berada di posisi Rp 16.461, mengalami pelemahan sebesar 0,08%. Perbedaan angka ini wajar terjadi karena adanya perbedaan sumber data dan waktu pengambilan data.
Analis pasar memperkirakan bahwa volatilitas nilai tukar rupiah masih akan berlanjut dalam beberapa waktu ke depan. Faktor-faktor seperti perkembangan ekonomi global, kebijakan moneter Bank Indonesia (BI), dan sentimen pasar akan terus mempengaruhi pergerakan rupiah. Pemerintah dan BI diharapkan dapat mengambil langkah-langkah strategis untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan mencegah dampak negatif yang lebih besar terhadap perekonomian nasional.
Beberapa langkah yang mungkin dilakukan antara lain:
- Intervensi pasar valuta asing oleh BI untuk menstabilkan nilai tukar rupiah.
- Koordinasi kebijakan antara pemerintah dan BI untuk menjaga stabilitas ekonomi makro.
- Mendorong investasi asing langsung (FDI) untuk meningkatkan pasokan valuta asing.
- Mengelola impor dan ekspor untuk menjaga neraca perdagangan.
Situasi ini menuntut kewaspadaan dan respons yang tepat dari semua pihak terkait. Stabilitas nilai tukar rupiah merupakan kunci penting untuk menjaga stabilitas ekonomi dan mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan.