KEK Industropolis Batang: Transformasi Ambisius Menuju 'Shenzhen-nya Indonesia' dengan Dukungan China
KEK Industropolis Batang: Transformasi Ambisius Menuju 'Shenzhen-nya Indonesia' dengan Dukungan China
Presiden Prabowo Subianto secara resmi mencanangkan ambisi besar untuk mengubah Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Industropolis Batang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi yang dinamis, layaknya Shenzhen di Tiongkok. Peresmian perubahan status dari Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) menjadi KEK Industropolis Batang pada Kamis, 20 Maret 2025, menandai langkah awal dalam mewujudkan visi tersebut.
Inspirasi dari Transformasi Shenzhen
Shenzhen, yang dulunya merupakan desa nelayan terpencil, telah mengalami transformasi luar biasa menjadi pusat ekonomi dan teknologi global. Keberhasilan Shenzhen menarik investasi asing melalui insentif pajak dan kemudahan perizinan menjadi inspirasi bagi pengembangan KEK Industropolis Batang. Prabowo Subianto menyatakan harapannya agar KEK ini dapat meniru kesuksesan Shenzhen dalam menarik investasi dan menciptakan lapangan kerja.
Potensi Investasi dan Lapangan Kerja
KEK Industropolis Batang memiliki luas 4.300 hektar dan dikelola oleh PT KITB, anak perusahaan PT Danareksa (Persero). Saat ini, kawasan ini telah menarik 27 perusahaan dengan total investasi mencapai Rp 17,95 triliun dari berbagai negara. Dengan status barunya sebagai KEK, kawasan ini diproyeksikan menarik investasi hingga Rp 75,8 triliun dalam lima tahun ke depan dan menciptakan 58.145 lapangan kerja baru. Ketika beroperasi penuh, KEK Industropolis Batang diharapkan dapat menyerap hingga 250.000 tenaga kerja.
Perusahaan-perusahaan yang berinvestasi di KEK Industropolis Batang berasal dari berbagai sektor industri, termasuk:
- Solar panel
- Kaca
- Wood pellet
- Alas kaki
- PVC
- Grinding ball
- Keramik
- Gas industri
- Alat kesehatan
Dari tujuh perusahaan yang telah beroperasi, 7.008 tenaga kerja telah terserap, dengan 80% berasal dari Kabupaten Batang.
Kemitraan Strategis dengan China
Guna mendukung pengembangan KEK Industropolis Batang, PT KITB menjalin kemitraan dengan China State Construction Engineering Corporation (CSCEC) melalui program Two Countries Twin Park (TCTP). Kerja sama ini meliputi perencanaan dan pengembangan lahan industri seluas 500 hektar, pemasaran untuk menarik investor, dan pembangunan ekosistem supply chain.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyatakan bahwa CSCEC akan membawa 20 perusahaan asal China untuk berinvestasi di KEK Industropolis Batang. Potensi investasi dari kerja sama ini diperkirakan mencapai Rp 60 triliun dalam lima tahun ke depan.
Apresiasi Terhadap Pemerintahan Sebelumnya
Dalam peresmian KEK Industropolis Batang, Prabowo Subianto menyampaikan apresiasi kepada Presiden Joko Widodo dan pemerintahan sebelumnya atas fondasi yang telah dibangun. Ia mengakui bahwa pembangunan kawasan industri ini adalah hasil kerja keras banyak pihak dan merupakan bagian dari perjalanan panjang pembangunan bangsa. Prabowo menegaskan bahwa hasil yang dinikmati saat ini adalah warisan dari para pendahulu yang telah berjuang untuk kemajuan Indonesia.
Langkah Strategis
Transformasi KITB menjadi KEK Industropolis Batang bukan hanya sekadar perubahan status administratif, melainkan sebuah langkah strategis untuk menarik investasi, menciptakan lapangan kerja, dan mendorong pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah. Dengan dukungan dari pemerintah pusat, kemitraan dengan pihak swasta, dan kerja sama internasional, KEK Industropolis Batang memiliki potensi besar untuk menjadi mesin penggerak ekonomi baru bagi Indonesia, meniru kesuksesan Shenzhen sebagai pusat inovasi dan industri.