Ponorogo Jadi Ujung Tombak Swasembada Garam Nasional: Menteri Trenggono Resmikan Gudang Distribusi Garam Berkapasitas 3 Ribu Ton
Momentum Swasembada Garam: Ponorogo Digeber Jadi Pusat Distribusi
Ponorogo, Jawa Timur, kini menjadi salah satu pusat perhatian dalam upaya mewujudkan swasembada garam nasional. Menteri Kelautan dan Perikanan (MKP), Sakti Wahyu Trenggono, secara resmi membuka gudang distribusi garam milik PT Garam (Persero) di Ponorogo, Kamis (20/3) lalu. Gudang berkapasitas 3.000 ton ini diharapkan menjadi kunci dalam mendistribusikan garam secara merata dan terjangkau di wilayah Jawa Timur dan sekitarnya.
Dalam sambutannya, Menteri Trenggono menekankan pentingnya peran PT Garam sebagai BUMN yang mengemban amanah besar dalam mewujudkan swasembada garam pada tahun 2027. Ia menegaskan bahwa gudang distribusi di Ponorogo adalah langkah strategis untuk memastikan ketersediaan garam yang berkualitas, kuantitas yang mencukupi, dan harga yang stabil bagi masyarakat.
"Gudang distribusi ini adalah bagian dari upaya kita untuk memastikan garam tersedia di seluruh pelosok negeri dengan harga yang terjangkau. Ini adalah komitmen pemerintah untuk mendukung petani garam lokal dan sekaligus memenuhi kebutuhan masyarakat," ujar Trenggono.
Strategi Jitu: Hulu-Hilir Terintegrasi untuk Swasembada Garam
Lebih lanjut, Menteri Trenggono menjabarkan beberapa langkah penting yang perlu dilakukan PT Garam untuk mencapai target swasembada garam, antara lain:
- Memastikan kelancaran distribusi: Hal ini penting untuk menghindari kelangkaan garam di tingkat pedagang dan konsumen.
- Menjaga stabilitas harga: Harga garam harus tetap terjangkau bagi masyarakat tanpa merugikan petani garam lokal.
- Meningkatkan sinergi dengan petambak garam: Kolaborasi yang erat dengan petambak garam lokal akan meningkatkan produksi garam nasional dan mengurangi ketergantungan pada impor.
- Pelaporan terkini: PT Garam harus memberikan laporan berkala mengenai produksi dan distribusi garam, termasuk tantangan yang dihadapi di lapangan.
"Kolaborasi yang kuat antara pemerintah, BUMN, dan pelaku usaha sangat dibutuhkan untuk meningkatkan produksi garam nasional dan mengurangi ketergantungan pada impor. Kita harus bersatu padu untuk mewujudkan swasembada garam," tegas Trenggono.
Ekspansi dan Intensifikasi: Mendongkrak Produksi Garam Nasional
Untuk meningkatkan produksi garam nasional, KKP juga telah memprogramkan perluasan lahan baru (ekstensifikasi) dan peningkatan produktivitas lahan eksisting (intensifikasi). Ekstensifikasi tambak garam akan dilakukan di Kabupaten Sabu Raijua dan Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Sementara itu, intensifikasi tambak garam akan dilakukan di beberapa provinsi, yaitu:
- Jawa Barat: Kabupaten Indramayu, Kabupaten Cirebon
- Jawa Tengah: Kabupaten Pati, Kabupaten Rembang
- Jawa Timur: Kabupaten Sampang, Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Sumenep
- Sulawesi Selatan: Kabupaten Pangkajene Kepulauan, Kabupaten Jeneponto, Kabupaten Takalar
- Nusa Tenggara Barat (NTB): Kabupaten Bima, Kabupaten Lombok Timur
"PT Garam akan diberi mandat untuk mengelola hasil produksi guna meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan industri garam nasional. Kita sedang berada di era swasembada pangan. Ini adalah momentum bagi PT Garam untuk berperan lebih besar dalam pemenuhan ketahanan pangan nasional," jelas Menteri Trenggono.
Optimisme PT Garam: Potensi Besar Menuju Kemandirian Garam
Direktur Utama PT Garam, Abraham Mose, menyambut baik arahan dari KKP dan menyatakan kesiapannya untuk mengoptimalkan potensi yang ada. Ia meyakini bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi negara mandiri dalam produksi garam. Dengan pemanfaatan potensi yang optimal, swasembada garam diyakini dapat tercapai pada tahun 2027.
"Gudang distribusi ini memiliki kapasitas 3.000 ton dan menguasai 87 persen pasar di Madiun Raya. Ini adalah bukti bahwa garam bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri," pungkas Abraham.