Aset Wisata Mandek: Kapal Bottom Glass Pemprov NTT di Labuan Bajo Terbengkalai Dua Tahun

Kapal Wisata Hibah di Labuan Bajo Menganggur, Pemprov NTT Cari Investor

Kapal wisata Bottom Glass, aset milik Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang berlokasi strategis di Labuan Bajo, dilaporkan belum beroperasi sejak serah terima hibah dari Kementerian Perhubungan Republik Indonesia pada tahun 2022. Kondisi ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai efektivitas pemanfaatan aset daerah untuk mendukung sektor pariwisata.

Kapal yang seharusnya menjadi daya tarik wisata baru dan sarana transportasi bagi wisatawan ini, kini hanya terparkir di Pelabuhan Marina, Labuan Bajo. Wakil Gubernur NTT, Johanis Asadoma, menyampaikan keprihatinannya atas situasi ini dan menegaskan pentingnya pemanfaatan kapal untuk mendukung industri pariwisata lokal.

"Kapal ini merupakan hibah dari Kemenhub pada tahun 2022, dan sangat disayangkan belum dimanfaatkan. Seharusnya, kapal ini dapat mengangkut wisatawan dan menjadi bagian dari pengalaman wisata di Labuan Bajo," ujar Johanis saat melakukan kunjungan kerja di Labuan Bajo, Kamis (20/3/2025).

Upaya Penyelamatan Aset: Mencari Investor dan Potensi Kerja Sama

Pemerintah Provinsi NTT kini tengah berupaya keras mencari investor yang berminat untuk mengelola kapal Bottom Glass ini. Langkah ini diambil sebagai solusi untuk menghidupkan kembali potensi kapal dan memberikan kontribusi positif bagi pendapatan daerah.

"Salah satu fokus utama kami adalah meninjau dan mengoptimalkan aset-aset Pemprov NTT yang ada di Manggarai Barat. Kami telah melihat langsung kondisi kapal di Pelabuhan Marina, dan saat ini kami membuka peluang kerja sama dengan investor," jelas Johanis.

Beberapa opsi kerja sama telah dijajaki, termasuk penawaran kepada Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) serta potensi kolaborasi dengan jaringan hotel ternama di Labuan Bajo, seperti Hotel Jayakarta dan Ayana Komodo Resort. Gagasan kreatif juga bermunculan, termasuk mengubah kapal menjadi restoran apung yang menawarkan pengalaman bersantap unik sambil menikmati pemandangan matahari terbenam di perairan Labuan Bajo.

Diversifikasi Pemanfaatan: Restoran Apung dan Wisata Bahari

Pemerintah Provinsi NTT membayangkan kapal ini tidak hanya sebagai alat transportasi wisata, tetapi juga sebagai atraksi wisata itu sendiri. Konsep restoran apung menjadi salah satu opsi yang menarik, di mana wisatawan dapat menikmati hidangan lezat sambil menikmati keindahan laut Labuan Bajo.

Selain itu, kapal ini juga berpotensi untuk digunakan sebagai sarana wisata bahari, membawa wisatawan berkeliling pulau-pulau kecil dan menikmati keindahan bawah laut Labuan Bajo. Dengan dasar kaca (bottom glass), wisatawan dapat mengamati kehidupan laut tanpa harus menyelam.

Koordinasi dengan Pemerintah Daerah: Menggali Potensi Pajak

Sebagai bagian dari upaya optimalisasi pendapatan daerah, Pemerintah Provinsi NTT juga telah melakukan rapat koordinasi dengan Pemerintah Daerah Manggarai Barat. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi potensi-potensi wisata dan potensi pajak yang dapat digali untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), baik untuk Kabupaten Manggarai Barat maupun untuk Provinsi NTT secara keseluruhan.

"Kami terus berupaya mencari cara untuk meningkatkan PAD melalui sektor pariwisata. Koordinasi dengan pemerintah daerah sangat penting untuk memastikan semua potensi dapat dimaksimalkan," pungkas Johanis.

Dengan langkah-langkah strategis ini, diharapkan kapal Bottom Glass dapat segera beroperasi dan memberikan kontribusi signifikan bagi pengembangan pariwisata di Labuan Bajo, serta meningkatkan pendapatan daerah.