Kakorlantas Tegaskan Operasi Ketupat 2025: Prioritaskan Keselamatan Pemudik sebagai Misi Kemanusiaan
Kakorlantas Tekankan Aspek Kemanusiaan dalam Operasi Ketupat 2025
Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri, Irjen Pol. Agus Suryonugroho, menegaskan bahwa Operasi Ketupat 2025 akan berorientasi pada misi kemanusiaan, dengan fokus utama pada keselamatan para pemudik. Penegasan ini disampaikan di tengah persiapan matang untuk menghadapi lonjakan arus mudik Lebaran yang diperkirakan akan melibatkan jutaan masyarakat.
"Dinamika mudik sangat kompleks, dengan berbagai tantangan yang muncul di lapangan. Namun, esensi dari Operasi Ketupat adalah operasi kemanusiaan, yang paling utama adalah menyelamatkan para pemudik, tanpa memandang jenis kendaraan yang digunakan," ujar Irjen Agus, Jumat (21/3/2025).
Irjen Agus menaruh kepercayaan penuh pada kesiapan dan profesionalisme jajarannya dalam menghadapi dinamika mudik. Ia meyakini bahwa pengalaman dan pelatihan yang telah diterima akan membekali petugas untuk menjalankan tugas dengan optimal.
"Kepolisian dan seluruh pemangku kepentingan terkait telah terlatih untuk menghadapi situasi mudik. Negara hadir untuk melindungi masyarakat, dan semangat kami adalah memberikan pelayanan terbaik," tegasnya.
Strategi Pemerintah dalam Mendukung Kelancaran Mudik
Pemerintah telah menyiapkan sejumlah kebijakan strategis untuk mendukung kelancaran arus mudik Lebaran 2025. Salah satu kebijakan yang diterapkan adalah work from anywhere (WFA), yang diumumkan tiga minggu sebelum pelaksanaan operasi mudik. Kebijakan ini diharapkan dapat mengurangi kepadatan lalu lintas dengan memberikan fleksibilitas bagi pekerja untuk memilih waktu dan lokasi bekerja.
Selain itu, pemerintah juga memberlakukan pembatasan operasional truk sumbu tiga. Langkah ini diambil untuk memprioritaskan kelancaran arus kendaraan pribadi yang digunakan oleh pemudik. Meskipun demikian, Irjen Agus menjelaskan bahwa pembatasan ini tidak bersifat absolut. Kendaraan pengangkut kebutuhan pokok (sembako) tetap diizinkan beroperasi dengan menggunakan truk sumbu dua.
"Pembatasan truk sumbu tiga bertujuan untuk memprioritaskan pemudik. Namun, distribusi logistik tetap berjalan, terutama untuk kebutuhan pokok. Truk sumbu dua masih dapat digunakan untuk pengiriman logistik," jelasnya.
Kebijakan ganjil genap juga menjadi bagian dari strategi pengendalian lalu lintas selama periode mudik. Irjen Agus menjelaskan bahwa sistem ini memberikan fleksibilitas bagi pemudik untuk memilih waktu keberangkatan berdasarkan nomor polisi kendaraan mereka.
"Sistem ganjil genap memberikan alternatif bagi pemudik untuk mengatur jadwal keberangkatan. Pemudik dengan nomor polisi genap dapat memilih tanggal genap untuk berangkat, sehingga dapat mengurangi volume kendaraan yang menggunakan jalan secara bersamaan," pungkas Irjen Agus.
Dengan berbagai persiapan dan kebijakan yang telah disiapkan, pemerintah berharap dapat memberikan pelayanan yang optimal dan memastikan keselamatan para pemudik selama perjalanan menuju kampung halaman.