OJK Pastikan Fundamental Perbankan Nasional Tetap Kuat di Tengah Tekanan Saham

OJK Pastikan Fundamental Perbankan Nasional Tetap Kuat di Tengah Tekanan Saham

Penurunan indeks harga saham gabungan (IHSG) dan tekanan pada saham perbankan belakangan ini telah memicu kekhawatiran di pasar. Namun, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan penegasan bahwa kondisi fundamental sektor perbankan nasional tetap solid dan tidak tercerminkan oleh fluktuasi harga saham yang terjadi. Hal ini disampaikan oleh Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, dalam konferensi pers hasil rapat Dewan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (DKKSK) pada Selasa (4/3/2025).

Dian menjelaskan bahwa disparitas antara persepsi pasar dan kondisi riil sektor perbankan menjadi tantangan utama. Pelemahan saham perbankan, menurutnya, disebabkan terutama oleh aksi jual investor asing yang merespon berbagai faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal meliputi perlambatan ekonomi global, ketidakpastian pasar keuangan internasional, serta kebijakan tarif di Amerika Serikat (AS) yang menghambat proses disinflasi. Hal ini berdampak pada ekspektasi penurunan suku bunga acuan The Fed (Fed Fund Rate) yang lebih terbatas, sehingga memperkuat nilai dolar AS dan mengurangi minat investasi pada aset berdenominasi rupiah, termasuk saham perbankan.

Dari sisi domestik, likuiditas pasar yang masih fluktuatif dan penurunan daya beli masyarakat juga memberikan kontribusi terhadap tekanan pada saham perbankan. Namun, OJK menekankan bahwa kondisi ini tidak merepresentasikan kesehatan fundamental perbankan Indonesia. OJK menggarisbawahi pentingnya transparansi dan komunikasi yang lebih efektif dengan investor ritel dan institusional untuk mengatasi kesenjangan persepsi ini. Strategi komunikasi yang lebih terarah dan proaktif dinilai krusial untuk membangun kepercayaan investor dan menstabilkan pasar.

Meskipun mengakui adanya tekanan, OJK tetap optimistis terhadap prospek sektor perbankan. Komitmen perbankan terhadap tata kelola yang baik dan upaya menjaga kepercayaan investor, baik domestik maupun internasional, menjadi kunci keberlangsungan dan stabilitas sektor ini. OJK juga menekankan bahwa sektor perbankan, sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia, akan tetap memainkan peran krusial dalam menjaga stabilitas keuangan dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Indonesia, yang masih bergantung pada sektor perbankan (bank-driven economy), sangat dipengaruhi oleh kinerja sektor ini. Oleh karena itu, stabilitas dan kesehatan sektor perbankan menjadi faktor penting bagi pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

Lebih lanjut, OJK akan terus memantau perkembangan situasi dan melakukan langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan. Peningkatan pengawasan, peningkatan transparansi informasi, serta komunikasi yang lebih efektif dengan para pemangku kepentingan akan menjadi fokus utama ke depannya. OJK berharap dengan langkah-langkah ini, pasar dapat memiliki pemahaman yang lebih akurat terhadap fundamental perbankan Indonesia dan meminimalisir dampak negatif dari fluktuasi pasar global.

Langkah-langkah yang akan dilakukan OJK ke depan meliputi:

  • Peningkatan transparansi dan keterbukaan informasi publik terkait kinerja perbankan.
  • Penguatan komunikasi dengan investor, baik domestik maupun internasional.
  • Pemantauan ketat terhadap likuiditas pasar dan kondisi makro ekonomi.
  • Koordinasi yang lebih intensif dengan otoritas terkait untuk menjaga stabilitas sistem keuangan.

Dengan langkah-langkah tersebut, OJK optimistis sektor perbankan Indonesia akan tetap mampu menjalankan perannya sebagai penggerak utama perekonomian nasional dan menghadapi tantangan global dengan baik.