Honda BR-V Tabrak Pembatas Jalan Tol Semanggi Akibat Contraflow, Ancaman Bahaya Lajur Berlawanan Arah Dipertanyakan
Honda BR-V Tabrak Pembatas Jalan Tol Semanggi: Bahaya Contraflow Terungkap
Sebuah insiden kecelakaan yang melibatkan Honda BR-V di ruas Tol Semanggi pada pukul 06.34 WIB, Rabu (5/3/2025), menjadi sorotan publik setelah video peristiwa tersebut viral di media sosial. Video yang diunggah oleh akun Instagram @dashcamindonesia memperlihatkan mobil dengan pelat nomor B 1394 KIJ melaju di jalur contraflow, terlihat oleng, dan akhirnya menabrak pembatas jalan berupa Water-Filled Barrier. Benturan tersebut bahkan sampai mengenai sebuah kendaraan yang melaju dari arah berlawanan. Meskipun belum ada keterangan resmi mengenai besarnya kerusakan, insiden ini kembali menyoroti bahaya penggunaan jalur contraflow, khususnya bagi pengemudi yang kurang waspada dan siap.
Berdasarkan keterangan video, terlihat mobil Honda BR-V tersebut berkendara tidak stabil dan beberapa kali hampir menabrak pembatas jalan sebelum akhirnya terjadi kecelakaan. Dugaan sementara, pengemudi mungkin mengalami kelelahan atau gangguan konsentrasi, seperti mengantuk atau menggunakan telepon seluler saat mengemudi. Hal ini menjadi bukti nyata betapa berbahayanya mengemudi dalam kondisi tidak fit di jalur contraflow yang rawan akan risiko kecelakaan. Insiden ini menjadi pengingat akan perlunya kewaspadaan dan kesiapan ekstra bagi setiap pengguna jalan yang terpaksa harus melewati jalur contraflow.
Bahaya Jalur Contraflow: Ancaman Bagi Keselamatan Pengguna Jalan
Jusri Pulubuhu, Founder & Training Director Jakarta Defensive (JDDC) Driving and Consulting, menegaskan bahwa contraflow merupakan lajur yang sangat berbahaya. Menurutnya, lajur ini menuntut konsentrasi dan kebugaran fisik yang tinggi dari pengemudi. "Contraflow itu, bayangkan saja, kita melawan arus lalu lintas. Risikonya sangat tinggi," ujar Jusri saat dihubungi oleh Kompas.com. Ia menambahkan bahwa, kekurangannya, seperti tidak adanya rest area untuk beristirahat atau rambu-rambu yang terbalik arah, meningkatkan risiko kecelakaan. Kondisi ini diperburuk dengan terbatasnya ruang gerak kendaraan di jalur contraflow, dengan beton pembatas di sisi kiri dan kendaraan dari arah berlawanan di sisi kanan. Kondisi ini dapat membuat pengendara merasa tertekan dan rentan terhadap kecelakaan.
Jusri juga menekankan pentingnya bagi para pengemudi untuk memastikan kondisi fisik yang prima sebelum memasuki jalur contraflow. Jika merasakan tanda-tanda kelelahan, disarankan untuk tetap berada di jalur normal dan beristirahat di rest area atau bahu jalan jika diperlukan. "Jangan paksakan diri jika sudah merasa lelah. Keselamatan diri dan pengguna jalan lain harus diutamakan," tegas Jusri. Ia menambahkan bahwa, kebijakan penerapan contraflow, meskipun bertujuan untuk mengatasi kepadatan lalu lintas, tetap harus diimbangi dengan edukasi dan kesadaran penuh dari para pengemudi akan potensi bahaya yang mengintai di jalur tersebut.
Kesimpulannya, insiden kecelakaan Honda BR-V ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pengguna jalan. Penggunaan jalur contraflow menuntut kewaspadaan, konsentrasi, dan kebugaran fisik yang optimal. Keselamatan di jalan raya merupakan tanggung jawab bersama, bukan hanya dari petugas kepolisian, tetapi juga dari kesadaran dan kedisiplinan masing-masing pengemudi untuk mematuhi aturan lalu lintas dan memprioritaskan keselamatan jiwa.