Diduga Terlibat Aksi Teror, Kelompok Bersenjata Serang Guru dan Bakar Fasilitas Pendidikan di Yahukimo
Kelompok Bersenjata Diduga Serang Guru di Yahukimo, Papua Pegunungan
Jayapura - Sebuah insiden kekerasan kembali mengguncang wilayah Papua Pegunungan. Enam orang guru dilaporkan menjadi korban serangan yang diduga dilakukan oleh Kelompok Bersenjata (KB) di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, pada hari Jumat, 21 Maret 2025. Insiden ini memicu keprihatinan mendalam terkait keamanan para tenaga pendidik yang bertugas di daerah terpencil.
Informasi awal yang dihimpun menyebutkan bahwa aksi penyerangan disertai dengan tindakan pembakaran fasilitas pendidikan, termasuk gedung sekolah dasar dan rumah dinas guru. Pelaku diduga kuat membawa senjata api dan menggunakan kekerasan untuk melancarkan aksinya, menciptakan suasana mencekam di tengah masyarakat.
Pihak kepolisian melalui Kasatgas Humas Operasi Damai Cartenz, Kombes Pol. Yusuf Sutejo, membenarkan adanya laporan mengenai insiden tersebut. Namun, Yusuf menekankan bahwa informasi yang diterima masih perlu diverifikasi lebih lanjut.
"Informasi yang kami terima masih belum sepenuhnya valid. Kami perlu melakukan pengecekan secara menyeluruh untuk memastikan keakuratan informasi yang beredar," ujar Kombes Pol. Yusuf Sutejo.
Guna mengklarifikasi situasi dan mengumpulkan data yang lebih akurat, Satgas Operasi Damai Cartenz telah menerjunkan personel ke lokasi kejadian. Tim yang diterjunkan bertugas untuk melakukan investigasi mendalam, mengumpulkan bukti-bukti, serta berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait.
"Kami telah mengirimkan tim ke lokasi untuk melakukan pengecekan langsung dan mengumpulkan informasi lebih lanjut," tambah Kombes Pol. Yusuf Sutejo.
Insiden ini menambah daftar panjang aksi kekerasan yang terjadi di wilayah Papua Pegunungan. Serangan terhadap guru dan fasilitas pendidikan tidak hanya mengancam keselamatan para tenaga pendidik, tetapi juga menghambat upaya peningkatan kualitas pendidikan di daerah tersebut. Pemerintah daerah dan aparat keamanan diharapkan dapat meningkatkan keamanan dan perlindungan bagi para guru serta masyarakat sipil di wilayah rawan konflik.