DPR RI Dorong Investor Pertahankan Optimisme di Tengah Dinamika Pasar Modal Indonesia

DPR RI Dorong Investor Pertahankan Optimisme di Tengah Dinamika Pasar Modal Indonesia

Jakarta - Ketua Komisi XI DPR RI, Mukhamad Misbakhun, menyerukan kepada para investor di pasar modal Indonesia untuk tetap mempertahankan optimisme terhadap prospek ekonomi nasional di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Seruan ini disampaikan di tengah volatilitas pasar yang terjadi baru-baru ini, di mana Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat mengalami koreksi signifikan.

Menurut Misbakhun, fundamental ekonomi Indonesia saat ini masih cukup kuat untuk menopang pertumbuhan dan memberikan imbal hasil yang menarik bagi para investor. Ia menepis anggapan bahwa penurunan IHSG yang terjadi beberapa waktu lalu disebabkan oleh masalah fundamental ekonomi. Sebaliknya, ia berpendapat bahwa koreksi tersebut lebih dipicu oleh sentimen pasar dan persepsi yang kurang tepat.

"Tidak seharusnya negara sebesar Indonesia terpengaruh oleh isu-isu dan rumor yang tidak didukung oleh fundamental ekonomi yang solid," ujar Misbakhun dalam keterangan tertulisnya, menekankan pentingnya investor untuk fokus pada data dan fakta ekonomi yang ada.

Data dan Indikator Ekonomi yang Mendukung Optimisme

Misbakhun memaparkan sejumlah data dan indikator ekonomi yang menunjukkan bahwa perekonomian Indonesia masih berada dalam tren positif. Data tersebut berasal dari berbagai sumber, termasuk Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan Bank Indonesia (BI).

  • Kepercayaan Konsumen: Hasil survei LPS menunjukkan bahwa kepercayaan konsumen pada bulan Februari 2025 kembali ke level optimis, dengan indeks kepercayaan konsumen mencapai 107,1. Hal ini mengindikasikan bahwa masyarakat Indonesia memiliki keyakinan yang kuat terhadap kondisi ekonomi saat ini dan prospeknya di masa depan.
  • Penjualan Sektor Riil: Meskipun sektor ritel masih mengalami kontraksi terbatas, terdapat tanda-tanda pemulihan pada sektor riil. Penjualan semen mulai meningkat, penjualan otomotif mengalami pemulihan, dan Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur terus menunjukkan ekspansi. Neraca perdagangan Indonesia juga mengalami peningkatan, menunjukkan daya saing produk-produk Indonesia di pasar internasional.
  • Stabilitas Sistem Keuangan: Data dari BI menunjukkan bahwa stabilitas sistem keuangan dan sistem pembayaran Indonesia tetap terjaga dengan baik. Aliran masuk modal asing ke Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) juga menunjukkan tren positif, yang mengindikasikan kepercayaan investor asing terhadap pasar keuangan Indonesia.
  • Cadangan Devisa: Cadangan devisa Indonesia saat ini berada pada level yang sangat tinggi, mencapai USD 156 miliar. Hal ini memberikan bantalan yang kuat bagi Indonesia untuk menghadapi gejolak eksternal dan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Inflasi juga terkendali, yang membantu menjaga daya beli masyarakat.
  • Kredit Perbankan: Kredit perbankan tetap tumbuh, yang menunjukkan bahwa sektor perbankan masih mampu menyalurkan pembiayaan kepada sektor riil. Kredit Likuiditas Makroprudensial (KLM) yang diberikan oleh BI juga tetap tinggi, yang membantu mendorong pertumbuhan sektor-sektor prioritas.

APBN 2025 Tetap Terjaga

Misbakhun juga menyoroti Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025, yang menurutnya tetap terjaga meskipun terdapat penajaman pada beberapa pos anggaran oleh Presiden Prabowo. Volume APBN 2025 tetap sama, yaitu Rp 3.621,3 triliun. DPR akan mengawal defisit APBN 2025 tetap berada di angka 2,53 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

"Data makroekonomi Indonesia, baik dari sisi kebijakan moneter maupun kebijakan fiskal, seharusnya tidak disikapi secara pesimis. Kami berharap pesan ini dapat sampai ke para pelaku pasar di bursa saham kita," pungkas Misbakhun, menegaskan komitmen DPR untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia dan menjaga stabilitas pasar modal.