Rupiah Menguat Tipis di Tengah Tekanan Tarif Impor AS, Potensi Pelemahan Terbatas
Rupiah Menguat Tipis di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) menunjukkan penguatan tipis pada perdagangan pasar spot Rabu, 5 Maret 2025. Berdasarkan data Bloomberg pukul 09.35 WIB, rupiah berada di level Rp 16.411 per USD, meningkat 34 poin (0,34 persen) dibandingkan penutupan sebelumnya di Rp 16.445 per USD. Penguatan ini terjadi di tengah ketidakpastian ekonomi global yang dipicu oleh kebijakan tarif impor baru Amerika Serikat yang diberlakukan terhadap Kanada, Meksiko, dan Tiongkok.
Ariston Tjendra, pengamat pasar uang, menjelaskan bahwa pelemahan indeks dolar AS ke kisaran 105.6 – level terendah sejak awal Desember 2024 – menjadi salah satu faktor pendorong penguatan rupiah. Tarif impor baru AS memicu kekhawatiran akan perlambatan ekonomi di negara tersebut, sehingga menekan nilai dolar. Namun, Ariston mengingatkan bahwa dampak positif ini bersifat relatif. Meskipun dolar AS melemah, pergerakan nilai tukar mata uang negara berkembang, termasuk rupiah, tidak serta merta akan mengalami penguatan signifikan.
Ia menambahkan bahwa potensi perang dagang yang ditimbulkan oleh kebijakan tarif baru AS berpotensi mengganggu perdagangan global dan berdampak negatif pada perekonomian negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. "Hari ini ada potensi pelemahan rupiah terhadap dolar AS ke area 16.500, dengan potensi support di sekitar 16.400," ungkap Ariston, menggambarkan situasi yang masih cukup fluktuatif.
Sementara itu, kurs tengah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) mencatat nilai tukar rupiah pada Selasa, 4 Maret 2025, berada di level Rp 16.443 per USD, menunjukkan penguatan dibandingkan hari Senin, 3 Maret 2025, yang berada di level Rp 16.506 per USD. Pergerakan ini menunjukkan tren positif meski masih terbatas.
Berikut kurs jual dan beli rupiah di lima bank besar di Indonesia pada Rabu, 5 Maret 2025:
- BRI: Jual Rp 16.423 | Beli Rp 16.398
- Bank Mandiri: Jual Rp 16.480 | Beli Rp 16.450
- BNI: Jual Rp 16.426 | Beli Rp 16.406
- BCA: Jual Rp 16.415 | Beli Rp 16.395
- CIMB Niaga: Jual Rp 16.456 | Beli Rp 16.451
Data tersebut menunjukkan adanya variasi kecil antar bank dalam penentuan kurs, yang umum terjadi dalam dinamika pasar.
Kesimpulannya, penguatan rupiah pada hari ini mencerminkan dampak dari pelemahan dolar AS akibat kekhawatiran akan perlambatan ekonomi global. Namun, potensi pelemahan rupiah masih ada mengingat ketidakpastian yang ditimbulkan oleh potensi perang dagang. Perkembangan ekonomi global dan kebijakan pemerintah akan terus mempengaruhi fluktuasi nilai tukar rupiah ke depan.