Banjir Cilandak Paksa Bayi Dua Bulan Mengungsi, Neneknya Merasa Sedih dan Khawatir
Banjir Cilandak Paksa Bayi Dua Bulan Mengungsi, Neneknya Merasa Sedih dan Khawatir
Hujan deras yang mengguyur Jakarta Selatan pada Senin malam hingga Selasa (3-4 Maret 2025) mengakibatkan banjir di sejumlah wilayah, termasuk di Jalan NIS, Cilandak Timur. Banjir ini memaksa warga, termasuk seorang bayi berusia dua bulan, untuk mengungsi ke balai warga setempat. Endah (43), nenek dari bayi tersebut, mengungkapkan kesedihannya melihat sang cucu harus meninggalkan rumahnya dan tinggal di tempat pengungsian yang kurang ideal bagi bayi. Kondisi balai warga yang memiliki atap semi terbuka membuat Endah khawatir cucunya akan kedinginan, terutama dengan hembusan angin yang mudah masuk. Kegaduhan di lokasi pengungsian juga menambah kekhawatirannya akan kenyamanan dan istirahat sang cucu.
"Sedihnya karena bayinya ini baru dua bulan," ungkap Endah saat ditemui di lokasi pengungsian. "Kalau yang lebih besar sudah biasa, tapi ini bayi, jadi sangat memprihatinkan." Meskipun demikian, Endah telah mempersiapkan berbagai perlengkapan bayi, termasuk popok, selimut, dan matras, untuk membuat cucunya senyaman mungkin. Ia bersyukur hingga saat itu cucunya tetap tenang dan tidak rewel di tengah kondisi yang kurang ideal. Namun, kekhawatiran akan kesehatan dan kenyamanan sang cucu tetap menghantui hatinya. Kondisi tempat pengungsian yang jauh dari kondisi ideal untuk bayi menjadi tantangan tersendiri bagi Endah dan para pengungsi lainnya.
Lurah Cilandak Timur, Agus Muharam, menjelaskan bahwa air mulai naik pada pukul 22.30 WIB Senin malam dan hingga Selasa siang, ketinggian air di beberapa titik masih mencapai 90 sentimeter. Dua wilayah, yakni RT 03 dan RT 09, terdampak paling parah. Di RT 03, beberapa rumah warga dan bahkan sebuah sekolah internasional terendam banjir. Kondisi ini menggambarkan dampak luas banjir yang terjadi di Cilandak Timur. Pihak berwenang telah melakukan berbagai upaya untuk membantu warga terdampak, termasuk menyediakan tempat pengungsian dan bantuan logistik. Namun, fokus utama saat ini adalah memastikan keselamatan dan kenyamanan para pengungsi, termasuk bayi-bayi yang turut terdampak bencana alam ini.
Kondisi Tempat Pengungsian: * Atap semi terbuka, menyebabkan suhu dingin dan angin mudah masuk. * Ramai dan bising, dapat mengganggu istirahat bayi. * Keterbatasan fasilitas untuk bayi.
Dampak Banjir: * Jalan NIS terendam banjir. * RT 03 dan RT 09 terendam dengan ketinggian air mencapai 90 cm. * Rumah warga dan sekolah internasional terdampak.
Pemerintah daerah setempat diharapkan untuk terus memantau dan meningkatkan upaya penanggulangan banjir, serta menyediakan tempat pengungsian yang lebih layak bagi para warga yang terdampak, terutama bagi kelompok rentan seperti bayi dan lansia.