Kekerasan KKB di Yahukimo: Komisi X DPR RI Serukan Perlindungan Guru dan Tenaga Kesehatan
Komisi X DPR RI Mengutuk Kekerasan KKB Terhadap Guru dan Tenaga Kesehatan di Yahukimo
Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian Irfani, menyatakan keprihatinannya yang mendalam atas serangan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Distrik Anggruk, Yahukimo, Papua Pegunungan, yang menargetkan guru dan tenaga kesehatan. Insiden ini dipandang sebagai ancaman serius terhadap keberlangsungan pendidikan dan pelayanan kesehatan di wilayah tersebut.
"Kami sangat prihatin dan mengecam keras tindakan kekerasan terhadap para guru dan tenaga kesehatan di Papua," tegas Lalu Hadrian kepada awak media. "Kejadian ini tidak hanya merenggut nyawa individu yang tengah menjalankan tugas mulia, tetapi juga menggarisbawahi ancaman nyata yang dihadapi sektor pendidikan dan kesehatan di Papua."
Lalu Hadrian menekankan bahwa perlindungan guru dan tenaga kesehatan di wilayah rawan konflik harus menjadi prioritas utama. Ia mendesak pemerintah untuk segera mengambil langkah-langkah komprehensif guna memastikan keamanan mereka.
"Kami mendesak pemerintah dan aparat keamanan untuk meningkatkan perlindungan bagi para pendidik dan tenaga kesehatan di daerah rawan konflik. Ini penting agar mereka dapat menjalankan tugas dengan aman dan tanpa rasa takut," ujarnya.
Lebih lanjut, Lalu Hadrian menyerukan pemerintah pusat dan daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Yahukimo secara keseluruhan. Ia menekankan pentingnya dialog yang inklusif dan konstruktif dengan seluruh elemen masyarakat Papua.
"Pemerintah pusat dan daerah harus mencari solusi yang komprehensif dalam menangani situasi di Papua. Pendekatan ini tidak boleh terbatas pada aspek keamanan saja, tetapi juga harus mencakup peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pembangunan yang inklusif, pendidikan yang merata, serta dialog yang konstruktif dengan seluruh masyarakat di sana," paparnya.
Politisi dari PKB ini berharap insiden serupa tidak akan terulang di masa mendatang, sehingga tenaga pendidik, tenaga kesehatan, dan seluruh masyarakat Papua dapat bekerja dan beraktivitas tanpa dihantui rasa takut demi masa depan Papua yang lebih baik.
Rangkaian Kekerasan di Anggruk, Yahukimo
Pada Jumat, 21 Maret, KKB melakukan aksi pembakaran gedung sekolah dan rumah guru di Kampung Anggruk, Distrik Anggruk, Yahukimo. Akibat serangan tersebut, 10 orang menjadi korban, terdiri dari guru, tenaga kesehatan, dan warga sipil.
Menurut keterangan tertulis dari Divisi Humas Polri pada Senin, 24 Maret, satu orang tewas, empat mengalami luka ringan, tiga luka berat, dan dua lainnya adalah warga asli Yahukimo yang juga menjadi korban.
Brigjen Faizal Ramadhani, Kepala Operasi Damai Cartenz 2025, mengecam serangan tersebut sebagai tindakan biadab yang menargetkan individu yang mengabdikan diri untuk kemajuan Papua Pegunungan.
"Ini adalah tindakan biadab dan sangat keji. Para guru dan tenaga medis itu bukan militer, mereka adalah pendidik yang mengabdikan diri untuk anak-anak Papua," tegas Brigjen Faizal.
Tim gabungan TNI dan Polri, di bawah koordinasi Kogabwilhan dan Satgas Operasi Damai Cartenz 2025 Polda Papua, telah melakukan evakuasi terhadap para korban pada Minggu, 23 Maret. Proses evakuasi terpaksa dilakukan melalui jalur udara mengingat kondisi geografis yang sulit.
Dampak Kekerasan dan Komitmen Pemerintah
Brigjen Faizal menyatakan bahwa tindakan KKB merupakan upaya teror untuk menghambat pembangunan dan kemajuan Papua, khususnya di sektor pendidikan. Seluruh korban, baik yang meninggal maupun terluka, saat ini berada di RSAD Marthen Indey Kota Jayapura.
"Tindakan kekerasan ini tidak akan menyurutkan komitmen negara dalam memberikan pelayanan pendidikan dan kesehatan kepada masyarakat Papua, justru menjadi bukti bahwa kekejaman yang dilakukan KKB semakin nyata," pungkas Brigjen Faizal.
Daftar Korban Kekerasan KKB di Yahukimo:
- Meninggal: 1 orang
- Luka Ringan: 4 orang
- Luka Berat: 3 orang
- Korban Lainnya (Warga Asli Yahukimo): 2 orang