Perubahan Iklim Mengkhawatirkan: Indonesia Alami Kenaikan Suhu Ekstrem Sejak Awal 2000-an
Perubahan Iklim Mengkhawatirkan: Indonesia Alami Kenaikan Suhu Ekstrem Sejak Awal 2000-an
Jakarta - Iklim di Indonesia mengalami perubahan yang mengkhawatirkan. Hal ini diungkapkan oleh Direktur Perubahan Iklim Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Fachri Radjab, yang menyoroti tren peningkatan suhu yang signifikan di Tanah Air.
Berdasarkan laporan terbaru World Meteorological Organization (WMO)–State of Global Climate 2025, suhu global terus melonjak dengan laju yang semakin ekstrem. Tahun 2024 tercatat sebagai tahun terpanas dalam 175 tahun terakhir pengamatan suhu global. Kenaikan suhu global telah mencapai 1,55 derajat Celcius, melampaui ambang batas yang disepakati dalam Perjanjian Paris.
Kenaikan Suhu di Indonesia
Indonesia juga mengalami peningkatan suhu yang drastis. Data warming stripe menunjukkan tren kenaikan suhu di Indonesia sejak tahun 1981 hingga 2024. Fachri menjelaskan bahwa hingga awal 2000-an, suhu di Indonesia masih di bawah rata-rata. Namun, sejak tahun 2000, suhu meningkat signifikan, mencapai warna merah tua pada tahun 2024, yang menandakan kenaikan suhu yang ekstrem.
BMKG mencatat bahwa tahun 2024 bukan hanya tahun terpanas secara global, tetapi juga di Indonesia. Proyeksi menunjukkan bahwa suhu rata-rata di Indonesia akan terus meningkat hingga tahun 2100, dengan peningkatan yang merata di seluruh wilayah Indonesia. Perubahan curah hujan juga diperkirakan akan terjadi, dengan peningkatan hari-hari hujan ekstrem selama musim hujan dan peningkatan hari-hari tanpa hujan selama musim kemarau.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Cuaca Ekstrem
Beberapa faktor utama yang memengaruhi kondisi cuaca ekstrem di Indonesia meliputi:
- El Nino dan La Nina: Fenomena ini memengaruhi suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian tengah.
- Suhu Muka Laut: Berperan penting dalam pembentukan awan dan pola curah hujan.
- Indian Ocean Dipole (IOD): Memengaruhi pola cuaca di Samudra Hindia.
- Siklon Tropis: Dapat memicu hujan ekstrem dan gelombang tinggi di wilayah pesisir.
- Kenaikan Permukaan Air Laut: Akibat pemanasan global, memperburuk dampak banjir rob.
- Perubahan Pola Angin Monsun: Memengaruhi curah hujan di wilayah Indonesia.
Dampak Perubahan Iklim
Kenaikan suhu dan perubahan curah hujan yang ekstrem dapat menyebabkan berbagai dampak negatif, seperti:
- Kekeringan: Meningkatnya frekuensi dan intensitas kekeringan dapat menyebabkan gagal panen, kekurangan air bersih, dan kebakaran hutan.
- Banjir: Hujan ekstrem dapat menyebabkan banjir bandang dan banjir perkotaan, merusak infrastruktur dan permukiman.
- Gelombang Panas: Peningkatan suhu ekstrem dapat menyebabkan gelombang panas yang berbahaya bagi kesehatan manusia, terutama bagi kelompok rentan seperti lansia dan anak-anak.
- Kenaikan Permukaan Air Laut: Dapat menenggelamkan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, serta meningkatkan risiko banjir rob.
Tindakan Mitigasi dan Adaptasi
Untuk mengurangi dampak perubahan iklim, diperlukan tindakan mitigasi dan adaptasi yang komprehensif. Mitigasi meliputi upaya mengurangi emisi gas rumah kaca, seperti penggunaan energi terbarukan dan transportasi berkelanjutan. Adaptasi meliputi upaya menyesuaikan diri dengan dampak perubahan iklim yang sudah terjadi, seperti pembangunan infrastruktur tahan banjir dan pengembangan varietas tanaman yang tahan kekeringan.
Perubahan iklim adalah tantangan global yang memerlukan tindakan bersama dari seluruh pihak, termasuk pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil. Dengan kerja sama yang erat, kita dapat mengurangi dampak perubahan iklim dan membangun masa depan yang lebih berkelanjutan.